Beirut, ARRAHMAHNEWS.COM – Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sayyid Hassan Nasrallah dalam peringatan kemenangan atas Israel dalam perang Juli 2006, mengomentari kesepakatan yang sangat dikutuk yang ditandatangani antara Israel dan Uni Emirat Arab (UEA).
Kesepakatan itu diumumkan pada hari Kamis oleh Presiden AS Donald Trump, yang tampaknya membantu menengahi dan berusaha untuk menggambarkannya sebagai terobosan besar.
BACA JUGA:
- UEA-Israel Sepakat Jalin Hubungan Diplomasi secara Penuh
- Kesepakatan Normalisasi UEA-Israel Bangkitkan Kemarahan Palestina
UEA sekarang menjadi negara Arab ketiga, setelah Mesir dan Yordania, yang melakukan normalisasi dengan Israel. Abu Dhabi sebelumnya sudah diyakini memiliki hubungan klandestin dengan Tel Aviv.
Menyinggung kesepakatan UEA-Israel, sekjen Hizbullah mengatakan bahwa rezim Arab tertentu memperhatikan diktat AS untuk menormalkan hubungan dengan Israel, dan menyerukan pemutusan hubungan semacam itu, yang menurutnya akan berakhir dengan kegagalan jika dipertahankan.
BACA JUGA:
- Netanyahu Ungkap Peran Mossad dalam Kesepakatan Normalisasi UEA-Israel
- Yaman: Normalisasi UEA-Israel Pertunjukan Pengkhianatan yang Dipamerkan di Hadapan Umat Islam
“Kami tidak terkejut dengan keputusan UEA, karena berbagai bentuk normalisasi dan kerjasama Israel-UEA sudah berlangsung lama,” kata Nasrallah, dan menambahkan, “Trump telah memerah susu negara-negara Teluk Persia secara finansial, agama dan moral untuk melayani temannya, (Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu).” (ARN)