Munafik! Menlu UEA Hapus Cuitan Anti-Israelnya setelah Normalisasi
Uni Emirat Arab, ARRAHMAHNEWS.COM – Seorang aktivis Suriah mengungkap bahwa Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab, Abdullah bin Zayed Al Nahyan, telah menghapus cuitannya di tahun 2014 yang mengecam Israel sebagai rezim pembunuh anak, menyusul kesepakatan normalisasi baru-baru ini antara Abu Dhabi dan Tel Aviv.
Dalam sebuah cuitan pada tahun 2014, diplomat tinggi Emirat itu telah menulis dalam bahasa Inggris, Arab dan Ibrani bahwa rezim Israel “membunuh anak-anak”, dengan tagar yang menyerukan agar pengadilan Internasional mengajukan penuntutan terhadap Israel.
BACA JUGA:
- Menlu Israel-UEA mulai Gelar Pembicaraan Pasca Resmi Umumkan Hubungan Diplomatik
- Aljazair: Pengkhianatan UEA Terhadap Para Pejuang Palestina
Bin Zayed bahkan melampirkan foto anak-anak Palestina yang menjadi korban kekerasan Israel di twitternya.
Mimi al-Laham, aktivis dan komentator Suriah yang tinggal di Australia, melaporkan cuitan menteri luar negeri UEA ini pada hari Minggu (16/08).
“Saya ingin melaporkan Pangeran Abdullah Bin Zayed putra pendiri UEA, atas cuitan yang dia buat pada tahun 2014,” katanya.
I'd like to report Prince Abdullah Bin Zayed son of the founder of UAE, for a tweet he made in 2014. pic.twitter.com/GeTsOXNc1E
— Syrian Girl 🎗️🇸🇾 (@Partisangirl) August 16, 2020
Laham, kemudian di hari yang sama, mengatakan bahwa menteri luar negeri UEA itu telah menghapus cuitan 2014nya itu setelah dia memberikan komentar, mengungkap kebijakan munafik negara Teluk Persia itu.
BACA JUGA:
- Duta Besar Palestina Tinggalkan UEA dan Tak Akan Kembali
- IRGC: Kesepakatan UEA-Israel Percepat Kehancuran Rezim Zionis
“Hah! Dia menghapus tweetnya karena saya membalasnya, ”cuit Laham di postingan twitternya.
Hah! He deleted his tweet because of my reply to it.
They can only rule by intimidation, stand up to them and they’ll fold like paper tigers. pic.twitter.com/64wM5mcJza
— Syrian Girl 🎗️🇸🇾 (@Partisangirl) August 16, 2020
Ia kemudian meminta rakyat Emirat untuk melawan penguasa mereka yang “hanya dapat memerintah dengan intimidasi,” menambahkan bahwa jika pemerintah emirat menghadapi perlawanan, mereka akan terlipat seperti harimau kertas.”
Israel dan Uni Emirat Arab setuju untuk menormalisasi hubungan diplomatik dalam kesepakatan yang tampaknya ditengahi oleh Presiden AS Donald Trump dengan klaim kesepakatan ini mencakup perjanjian rezim Tel Aviv untuk menangguhkan aneksasi Tepi Barat yang diduduki.
Dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh Gedung Putih pada hari Kamis, Israel dan UEA mengumumkan bahwa mereka telah “menyetujui normalisasi penuh hubungan”.
BACA JUGA:
- UEA-Israel Sepakat Jalin Hubungan Diplomasi secara Penuh
- Bungkam atas Normalisasi UEA-Israel, Arab Saudi Segera Menyusul?
Kesepakatan yang sangat kontroversial, yang sejak itu dikutuk secara luas di seluruh wilayah Palestina yang diduduki dan dunia Muslim, telah ditengahi oleh Presiden AS Donald Trump, yang telah berusaha untuk menggambarkannya sebagai terobosan besar.
Menurut pernyataan bersama mereka, delegasi dari Tel Aviv dan Abu Dhabi akan bertemu dalam beberapa minggu mendatang untuk menandatangani perjanjian bilateral mengenai investasi, pariwisata, penerbangan langsung, keamanan dan pembentukan kedutaan di dunia negara.
Kesepakatan UEA-Israel itu menandai perjanjian normalisasi ketiga yang dibuat oleh rezim pendudukan dengan negara Arab setelah Mesir (1979) dan Yordania (1994). Abu Dhabi diyakini sudah memiliki hubungan klandestin dengan Tel Aviv sejak lama. Kemarahan dunia muslim meledak atas pakta UEA-Israel untuk membangun hubungan diplomatik penuh ini. (ARN)