Iran, ARRAHMAHNEWS.COM – Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Amir Hatami mengejek kekalahan Amerika Serikat yang memalukan setelah resolusi yang mereka ajukan untuk perpanjangan embargo senjata Perserikatan Bangsa-Bangsa terhadap Iran ditolak DK PBB, mengungkapkan kesiapan Tehran untuk perdagangan senjata dengan negara-negara sahabat.
Berbicara pada sebuah konferensi pers pada Minggu (16/08), Jenderal Hatami mengatakan bahwa AS menderita kekalahan memalukan di Dewan Keamanan PBB ketika badan tersebut menolak rancangan resolusi yang diprakarsai oleh Washington guna memperpanjang embargo senjata terhadap Iran, yang akan berakhir pada bulan Oktober sesuai dengan kesepakatan nuklir 2015.
BACA JUGA:
- Iran Melawan AS dan Teroris yang Didukung Zionis atas Permintaan Suriah
- Jenderal Top Iran: Hubungan Tehran dengan UEA Berubah Total Pasca Normalisasi dengan Israel
Hatami lebih jauh menggarisbawahi bahwa Iran dihadapkan pada serangkaian pembatasan 5 tahun pada perdagangan senjata, bukan sanksi, menyusul Resolusi DK PBB 2231 yang mendukung JCPOA, tetapi tidak pernah meminta izin dari DK PBB selama waktu itu karena pengaruh AS atas Dewan tersebut.
“Iran akan mengambil kesempatan untuk bekerja dengan negara-negara sahabat guna memasok kebutuhan teknologi dan persenjataan dan untuk menjual produk-produknya”, tambahnya.
Menyoroti kemajuan Republik Islam dalam industri pertahanan di bawah tekanan sanksi, Hatami mengatakan lebih dari 90 persen kebutuhan militer dan pertahanan negara dipasok secara lokal saat ini.
“Selain memenuhi permintaan domestik, industri pertahanan Iran juga siap membantu sektor lain”, kata menhan Iran tersebut.
BACA JUGA:
- Rusia: AS Berupaya Perpanjang Embargo Iran Sambil Jual Senjata ke Kawasan
- DK PBB Tolak Resolusi AS untuk Perpanjang Embargo Senjata atas Iran
Ia juga memuji perusahaan berbasis pengetahuan di negara itu, yang telah bekerja sama dengan Kementerian Pertahanan dalam mengembangkan produk-produk pertahanan.
AS menderita kekalahan diplomatik memalukan pada hari Jumat ketika anggota Dewan Keamanan PBB menolak rancangan resolusi yang mereka ajukan untuk memperpanjang embargo senjata terhadap Iran tanpa batas waktu.
Embargo senjata konvensional itu akan berakhir pada 18 Oktober berdasarkan ketentuan resolusi yang dibuat menyusul kesepakatan nuklir Iran, yang ditandatangani pada Juli 2015 dan secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA). (ARN)