IRAK, ARRAHMAHnEWS.COM – Wakil aliansi Al-Fatah di parlemen Irak, Fadel Jaber, pada hari Senin memperingatkan kehadiran agen intelijen Teluk di Kegubernuran Dhzi Qar (selatan) yang dapat menyulut situasi, dan menyerukan kepada pemerintah, otoritas keamanan dan pengunjuk rasa damai untuk mewaspadai Nasiriyah sebagai “Fallujah kedua.”
Jaber yang dikutip al-Maalomeh mengatakan “Peran beberapa negara Teluk (Persia), terutama Arab Saudi dan UEA, dalam melakukan proses politik baru di Irak, bukan hal yang baru. Sebaliknya, sejak 2003, mereka khawatir sistem Irak menjadi negara demokratis dan mengakhiri rezim totaliter.”
Baca:
- VIDEO: Pasukan Anti Teror Rusia Gagalkan Operasi Rekrutmen ISIS
- Tamparan Keras Netanyahu pada Putra Mahkota UEA
Dia juga menambahkan, “Negara-negara itu mencoba untuk mengeksploitasi setiap krisis internal yang terjadi di Irak dan mencoba memaksa agen intelijen untuk mencoba menciptakan kekacauan,” dan mnegaskan bahwa “kekerasan yang terjadi di Nasiriyah, yang menargetkan markas partai dan menutup institusi resmi, adalah bagian dari tangan intelijen Teluk.”
Al-Fatlawi menegaskan, “Kami berdiri dengan hormat dengan para demonstran damai dengan kekuatan penuh untuk mendukung tuntutan hukum dan konstitusional mereka,” dan memperingatkan “pemerintah, badan-badan keamanan, dan demonstran damai untuk mewaspadai agar Nasiriyah tidak menjadi felujah kedua.” (ARN)
