Iran, ARRAHMAHNEWS.COM – Seorang pejabat tinggi Iran mengatakan bahwa selama rentang 17 tahun produksi obat-obatan narkotika telah mengalami peningkatan lima puluh kali lipat di Afghanistan, menambahkan bahwa pesawat-pesawat milik Amerika Serikat serta milik koalisi militer pimpinan AS dan NATO terlibat dalam penyelundupan obat-obatan terlarang ini ke negara-negara yang dilanda perang.
Eskandar Momeni, direktur jenderal Markas Besar Pengawasan Narkoba Iran, membuat pengumuman ini dalam konferensi pers virtual yang dihadiri oleh para deputi, sekretaris jenderal dan sekretaris dewan koordinasi anti-drug provinsi di ibukota, Teheran, pada hari Senin lalu.
BACA JUGA:
- Wikileaks: Bos Kartel Narkoba “El Chapo” Sumbang 15 Juta Dolar ke Clinton Foundation
- Saudi dan UEA Terlibat Penyelundupan Narkoba ke Yaman
“Pada tahun 2000, total produksi narkotika di Afghanistan mencapai sekitar 200 ton, yang meningkat menjadi lebih dari 9.000 ton pada tahun 2017, meningkat sekitar 50 kali lipat,” kata Momeni seperti dikutip kantor berita ISNA.
“Berdasarkan informasi yang dapat dipercaya, pesawat-pesawat yang dioperasikan oleh NATO dan AS itu mengangkut obat-obatan terlarang ini ke negara tetangga kita”, ujar pejabat itu menambahkan.
Pejabat Iran tersebut mengatakan langkah-langkah yang diperlukan telah diambil untuk memerangi penyelundupan narkoba selama empat dekade terakhir, tetapi tampaknya langkah tersebut masih jauh dari cukup dalam hal ini.
Momeni menggarisbawahi bahwa sementara berbagai upaya di untuk mencegah penyelundupan dilakukan, pengobatan dan pengurangan dampak buruk juga dilaksanakan dengan giat, prioritas pertama dari Markas Pengawasan Narkoba Iran adalah di bidang pencegahan wabah dan kecanduan.
BACA JUGA:
- Italia Sita 14 Ton Narkoba Buatan ISIS yang Diselundupkan dari Suriah
- Rusia: Tuduhan AS bahwa Maduro Teribat Perdagangan Narkoba Tak Masuk Akal
Bulan lalu, Kantor Berita TASS Rusia juga mengutip pernyataan utusan presiden Rusia untuk Afghanistan yang mengatakan bahwa intelijen AS telah terlibat dalam “perdagangan narkoba” di negara yang dilanda perang tersebut.
“Petugas intelijen AS … terlibat dalam perdagangan narkoba. Pesawat mereka dari Kandahar, dari Bagram (lapangan terbang dekat Kabul) terbang ke manapun mereka mau -ke Jerman, Rumania- tanpa inspeksi, “kata Zamir Kabulov. (ARN)