Blora, ARRAHMAHNEWS.COM – Pihak kepolisian masih menyelidiki tentang peristiwa hilangnya belasan kerbau yang diduga ditelan oleh semburan lumpur bercampur gas di Hutan Kesongo (Bumi Kesongo) yang biasa disebut oro-oro kesongo di Desa Gabusan, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Kamis 27 Agustus 2020.
“Hinga kini, kami belum bisa memastikan kerbau yang hilang tersebut benar-benar masuk lokasi semburan lumpur atau lari dan masih hidup,” kata Kepala Kepolisian Sektor Jati, Polres Blora, Ajun Komisaris Bajuri, saat dihubungi lewat sambungan telepon dari Kudus, Kamis.
BACA JUGA:
- Menkeu Sri Mulyani Akan Terus Kejar Utang Lapindo, Ancam Sita Aset
- Ada Yusuf Martak di Lumpur Lapindo dan GNPF Ulama
Video semburan lumpur campur gas itu sendiri viral di media sosial (medsos) hari ini. Kronologi kejadiannya berawal pada Kamis pagi sekitar Pukul 05.00 WIB saat Warno, pemilik belasan kerbau mengeluarkan ternaknya dari kandang untuk digembalakan.
Blora bergolak lumpur..😢
Semoga gak kayak lapindo sidoarjo yg hrs memindahkan banyak warga nya .. pic.twitter.com/izn4mruQaG— ..ves_🏁 (@vincent_ves) August 27, 2020
Mereka menunju lokasi yang selama ini memang menjadi padang penggembalaan tersebut tak jauh dari kandang. “Tiba-tiba, muncul semburan lumpur yang disertai dengan gas yang diduga beracun”, ujar Bajuri.
Semburan lumpur tersebut, diperkirakan berlangsung mulai pukul 05.00 WIB hingga pukul 06.30 WIB. Dari videonya yang viral, lumpur hitam menyembur-nyembur hingga setinggi puluhan meter. Adapun berdasarkan kronologis yang juga beredar di grup-grup percakapan disebutkan kalau semburan lumpur dan gas disertai pula letusan-letusan selama beberapa menit.
BACA JUGA:
- Usai Kunker di Lombok, Sejumlah Anggota DPRD Blora Ngamuk Tolak Dites Kesehatan
- Layak Ditiru, Pakta Integritas Setia Kepada Pancasila Ganjar Pranowo Untuk Kepsek Se-Jateng
Atas kejadian tersebut, pemilik kerbau sempat dilarikan ke Puskesmas terdekat karena lemas diduga menghirup gas beracun. “Korban hanya menjalani rawat jalan sehingga setelah diperiksa dokter, boleh pulang,” ujar Bajuri lagi.
Sementara kerbau yang digembalakan hilang. Namun kepastiannya menunggu hasil penyelidikan mengingat informasi adanya kehilangan belasan kerbau masih dianggap Bajuri simpang siur.
Kompleks Oro-Oro Kesongo yang berada di wilayah Perhutani dikabarkan kerap mengeluarkan lumpur dan gas serta sering didatangi warga dari luar daerah untuk kepentingan tertentu. Lahan kosong yang masuk kawasan hutan negara itu, totalnya seluas 119,1 hektare berupa padang/gunungan lumpur, rumput, rawa, dan sudah ratusan tahun dalam kondisi kosong (tidak berpoduksi). (ARN/Tempo)