Arab Saudi, ARRAHMAHNEWS.COM – Menantu dan penasihat Presiden AS Donald Trump, Jared Kushner, memulai tur ke negara-negara Teluk Persia untuk mendorongnya mengikuti jejak Uni Emirat Arab (UEA) dalam normalisasi hubungan dengan Israel.
Kushner mengunjungi ibu kota UEA pada hari Senin menemani delegasi Israel-AS dengan penerbangan komersial pertama dari Tel Aviv ke Abu Dhabi.
BACA JUGA:
- Mujtahid: Komandan Pasukan Koalisi Saudi Ditangkap Setelah Dipecat
- Ayatollah Khamenei: UEA Khianat Terhadap Islam dan Bangsa Palestina
Mengakhiri perjalanannya, penasihat Gedung Putih memperkirakan pada hari Selasa bahwa semua negara Arab lainnya secara bertahap akan mengikuti UEA dalam membangun hubungan dengan Israel.
Ditanya oleh kantor berita WAM, apakah dia yakin 22 negara Arab akan mengakui rezim Israel, dia menjawab, “100 persen.”
“Saya percaya logis bagi mereka untuk melakukannya dan saya percaya itu adalah hal yang benar untuk dilakukan dari waktu ke waktu,” tambahnya.
“Saya pikir berkat kepemimpinan UEA akan ada koalisi yang jauh lebih besar. [Akan ada] apa yang saya sebut ‘mayoritas vokal’ yang mendukung normalisasi. Saya pikir minoritas vokal yang menentangnya akan semakin terisolasi di wilayah ini.”
Ditanya kapan negara Arab berikutnya dapat menormalkan hubungan, Kushner berkata, “Semoga ini tidak berbulan-bulan.” Namun, dia tidak menyebutkan nama negaranya.
Dari UEA, menantu Trump terbang ke Bahrain dan kemudian Arab Saudi, serta diharapkan akan mengunjungi Qatar.
Di Bahrain, rumah bagi Armada Kelima Angkatan Laut AS, ia bertemu dengan Raja Hamad bin Isa Al Khalifah.
BACA JUGA:
- Arab Saudi Tunjuk Komandan Baru untuk Koalisi Militer Perang Yaman
- Drone Yaman Serang Bandara Internasional di Barat Arab Saudi
Dalam pertemuan tersebut, Raja Hamad memuji apa yang disebutnya sebagai “upaya bersejarah Uni Emirat Arab dan terus mendukung kepentingan dan tujuan negara-negara Arab dan Islam, serta upaya bertekad mereka untuk mencapai solusi yang adil dan komprehensif yang menjamin hak orang-orang Palestina dan perdamaian abadi di kawasan itu,” menurut Kantor Berita Bahrain.
Raja Bahrain mengatakan stabilitas di kawasan “bergantung pada” Arab Saudi, dan mengisyaratkan bahwa mereka tidak akan mencapai kesepakatan dengan Israel sebelum Riyadh.
Di Arab Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman dan Kushner menekankan perlunya dimulainya kembali negosiasi Israel-Palestina, Saudi Press Agency (SPA) melaporkan.
Bahrain memuji kesepakatan UEA-Israel, sementara Riyadh bereaksi lebih hati-hati, dan mengatakan akan mendukung prakarsa perdamaian Arab tahun 2002 tentang konflik Israel-Palestina, tanpa mengutuk perjanjian itu. (ARN)
