Lebanon, ARRAHMAHNEWS.COM – Kebakaran besar melanda pelabuhan Beirut, melanda beberapa bagian ibu kota Lebanon, yang masih belum pulih dari ledakan dahsyat di tepi dermaga bulan lalu.
Kebakaran dimulai di zona bebas bea yang hancur di pelabuhan, membuat panik penduduk dan mendorong mereka yang belum pulih dari trauma untuk mengungsi, ketika jelaga dan abu menimpa kendaraan dan bangunan di seluruh bagian ibu kota pada hari Kamis (10/09).
BACA JUGA:
- Video Kunjungan Kedua Macron ke Lebanon Pasca Ledakan Beirut
- Pemerintah Lebanon Kembali Tangkap 2 Orang Terkait Ledakan Beirut
Sumber militer mengatakan insiden tampaknya bermula ketika gudang minyak goreng terbakar dan menyebar ke gudang ban. Helikopter militer segera menjatuhkan bom air ke dalam api, dimana petugas pemadam kebakaran memadamkan api di darat.
Siaran langsung di televisi menunjukkan api menjilat di dekat tumpukan ban di gudang yang hancur akibat ledakan bulan lalu.
Another fire !!! we really can’t take this anymore #Beirut #Lebanon pic.twitter.com/9eBCm5yO4j
— Larissa Aoun (@LarissaAounSky) September 10, 2020
This is scary! This is the 3rd fire to happen following the explosion.
Not sure if negligence or evidence being destroyed. We need updates!#Lebanon #Beirut pic.twitter.com/lYOY6hbWVd
— #PrayForBeirut (@LebaneseProblem) September 10, 2020
Petugas pemadam kebakaran terlihat memadamkan api pelabuhan yang dikelilingi oleh sisa-sisa gudang yang hancur dalam ledakan bulan lalu, akibat penyimpanan amonium nitrat dalam kondisi buruk di pelabuhan selama bertahun-tahun.
Michel Najjar, menteri pekerjaan umum di pemerintahan yang segera diganti, mengatakan kepada MTV Lebanon bahwa api telah berhasil dikendalikan.
BACA JUGA:
- Politisi Lebanon: Intelijen AS-Israel Mengatur Pengeboman Beirut
- Tentara Lebanon Temukan 4 Ton Amonium Nitrat di Pelabuhan Beirut
Belum ada laporan tentang korban luka, tetapi kobaran api telah membuat kepanikan luar biasa di negara yang bergulat dengan krisis ekonomi parah dan masih trauma oleh ledakan bulan lalu yang menyusul kebakaran pelabuhan.
“Tentu saja kami takut, baru sebulan sejak ledakan yang menghancurkan Beirut. Kami melihat hal yang sama terjadi lagi,” kata Andre Muarbes, 53 tahun, warga setempat. (ARN)
