Afsel, ARRAHMAHNEWS.COM – Menteri Hubungan Internasional dan Kerja Sama Afrika Selatan, Naledi Pandor, menggambarkan berita yang diterbitkan media AS bahwa Iran berencana untuk membunuh Duta Besar Lana Marks, sebagai hal yang sangat aneh.
Dalam wawancara eksklusif dengan SABC News, menjelang minggu Tingkat Tinggi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang dimulai pada hari Senin minggu depan di New York, Pandor mengungkapkan keheranannya ini.
Pandor mengatakan bahwa ia tidak mengatahui apapun soal ini sebelum Politico menerbitkan tulisannya.
Baca: IRGC: Tak Ada Pejabat AS yang Cukup Berharga untuk Jadi Tebusan Langsung Jenderal Soleimani
“Ini masalah layanan perlindungan dan yang diberikan kepada diplomat kami, kami telah meyakinkan mereka melalui pernyataan Menteri Keamanan Negara, Ayanda Dlodlo, bahwa Afrika Selatan percaya bahwa para diplomat di negara kami aman dan jika ada kebutuhan untuk langkah-langkah tambahan, maka hal itu akan diambil, dan jelas kami akan meminta dan Menteri Dlodlo akan meminta lebih banyak informasi dari rekan-rekannya di bidang Keamanan di Amerika Serikat, ”ujarnya.
“Tapi itu adalah pernyataan publik yang sangat aneh dan tentu saja teman-teman kami di Iran sama terkejutnya dengan kami. Saya merasa heran, buat apa Iran yang selama ini sudah menjadi teman baik Afrika Selatan datang dan melakukan tindakan menghebohkan di negara yang telah menjadi teman baik bagi Iran, dan dengan sikap seperti itu? Saya hanya bisa menggambarkannya sebagai hal yang aneh dan biarkan saya berhenti di situ,” tambahnya.
Baca: HOAX! Laporan Intelijen: Iran Berencana Eksekusi Dubes AS untuk Afsel
Mengutip pejabat AS yang tidak disebutkan namanya, Politica mengklaim bahwa Iran sedang mempertimbangkan untuk membunuh Duta Besar AS untuk Afrika Selatan Lana Marks sebagai tanggapan atas pembunuhan AS terhadap komandan tinggi Iran, Qassem Soleimani.
Teheran telah menolak laporan itu sebagai ‘kebohongan’. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Saeed Khatibzadeh mendesak para pejabat Amerika untuk “berhenti menggunakan metode usang dan kuno untuk menciptakan suasana Iranophobia di arena internasional.” (ARN)
