IAEA Stop Periksa Situs Nuklir Iran
Iran, ARRAHMAHNEWS.COM – Kepala nuklir Iran mengatakan bahwa Badan Energi Atom Internasional (IAEA) telah mengumumkan bahwa mereka tidak akan membuat tuntutan lebih lanjut untuk memeriksa lebih banyak situs di Iran setelah mengunjungi dua lokasi untuk tujuan verifikasi, berdasarkan kesepakatan yang dicapai antara kedua belah pihak akhir bulan lalu.
Kepala Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) Ali Akbar Salehi mengatakan pada hari Sabtu (19/09) bahwa dalam masalah baru-baru ini antara kedua belah pihak, Teheran tidak pernah mengatakan bahwa mereka tidak akan memberikan akses IAEA untuk memeriksa situs nuklirnya.
BACA JUGA:
- Iran Telah Identifikasi Pelaku Dibalik Serangan Reaktor nuklir Natanz
- Iran-Rusia Tekankan Kelanjutan Kerja Sama Nuklir
Ia menambahkan bahwa IAEA telah membuat permintaan yang setelah dievaluasi oleh Iran memiliki beberapa “masalah hukum dan teknis”, tetapi Iran menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dengan badan tersebut setelah pengawas nuklir itu menyelesaikan masalahnya.
“Jika Organisasi Energi Atom Internasional membuat permintaan dari Iran berdasarkan komitmen, kami tidak memiliki masalah untuk memenuhinya. Artinya, tuntutan IAEA harus sejalan dengan Safeguards Agreement atau Protokol Tambahan, dan harus logis, solid, serta dapat dibuktikan”, tambahnya.
Menyoroti pada pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh Iran dan IAEA akhir bulan lalu, Salehi berkata, “Inspektur IAEA datang (ke Iran) dan memeriksa salah satu dari dua lokasi yang ditentukan [oleh badan tersebut]. Pemeriksaan pertama dilakukan dan tidak ada hal istimewa yang terjadi”.
BACA JUGA:
- Mantan Kepala Mossad: Program Nuklir Iran Tak Bisa Dihentikan
- New York Times: Israel Gunakan Bom Kuat untuk Ledakkan Situs Nuklir Iran
Ia mencatat bahwa Iran dan IAEA juga telah menyetujui waktu untuk pemeriksaan situs kedua tetapi tidak akan dipublikasikan.
Di akhir perjalanan dua hari ke Teheran oleh Direktur Jenderal IAEA Rafael Mariano Grossi, Iran dan badan nuklir PBB mengeluarkan pernyataan bersama pada 26 Agustus tentang kesepakatan mereka dan hasil pembicaraan tingkat tinggi antara kedua belah pihak. (ARN)