Trump Ejek Reporter Muslim yang Tertembak Peluru Karet saat Liput Demo
Amerika Serikat, ARRAHMAHNEWS.COM – Presiden AS Donald Trump mengejek seorang reporter Muslim yang ditembak dengan peluru karet saat meliput demonstrasi damai di negara itu, dengan menyebutnya pemandangan yang indah.
Dalam kampanye politik di Minnesota pada hari Jumat, Trump menyebut penembakan reporter MSNBC Ali Velshi sebagai pemandangan yang indah, mengatakan itulah yang disebut “law dan order (hukum dan ketertiban)”.
BACA JUGA:
- Trump Bertanggung Jawab atas Pembantaian Muslim di Selandia Baru, Mengapa?
- Setengah dari Pemilih AS Sebut Trump Rasis
Join me TODAY 8-10aET for the 2nd stop of my “Velshi: Across America 2020” tour. I’m in #Kenosha, WI, where the shooting of Jacob Blake sparked protests 3 weeks ago. I’ll hear from local voters, @RepGwenMoore & more on policing, COVID & the Supreme Court. #velshi pic.twitter.com/vOXiMEce1J
— Ali Velshi (@AliVelshi) September 20, 2020
“Saya ingat Velshi ini,” kata Trump. “Lututnya terkena tabung gas air mata dan dia jatuh. Dia jatuh, (dan berteriak) ‘Lututku, lututku.’ Tidak ada yang peduli, orang-orang itu tidak peduli, mereka menyingkirkannya”.
Velshi menanggapi ejekan Trump dalam postingannya di Twitter, mengatakan bahwa ia sebenarnya terkena peluru karet, bukan tabung gas air mata.
“Dan mereka berjalan begitu saja. Itu adalah hal yang paling indah,” kata Trump. “Tidak, karena setelah kita menerima semua omong kosong itu selama berminggu-minggu dan berminggu-minggu, dan akhirnya kalian melihat orang-orang di sana dan mengacuhkan mereka, bukankah itu benar-benar pemandangan yang indah? Itu disebut hukum dan ketertiban”.
BACA JUGA:
- Cuitannya Kerap Tebar Kebencian dan Rasisme, Pengguna Medsos Luncurkan Tagar Unfollow Trump
- Jendral Iran: Jangan Takut Ancaman AS, Mereka Membusuk di Dalam
Menjawab ejekan ini, Velshi menjawab: “Hukum apa yang saya langgar saat meliput demonstrasi yang sepenuhnya damai (ya, sepenuhnya damai)?”.
Jurnalis MSNBC itu, Ali Velshi, mengatakan kakinya juga terkena peluru karet, menambahkan, “Polisi Negara yang didukung oleh pengawal Nasional menembak tanpa alasan ke arah unjuk rasa yang sepenuhnya damai”.
Jurnalis yang meliput unjuk rasa nasional yang memprotes kebrutalan polisi dan ketidakadilan rasial terus-menerus menjadi sasaran penegak hukum AS.
Dalam sebuah pernyataan, seorang juru bicara MSNBC mengatakan, “Kebebasan pers adalah pilar demokrasi kita. Ketika Presiden mengolok-olok seorang jurnalis atas luka yang di deritanya saat membahayakan dirinya sendiri untuk menginformasikan peristiwa kepada publik, berarti ia (Trump) membahayakan ribuan jurnalis lain dan merusak kebebasan kita”. (ARN)