Amerika

Dubes UEA Sebut Negara-negara Teluk Pemandu Sorak AS di Kawasan

WASHINGTON, ARRAHMAHNEWS.COM – Duta Besar UEA untuk Amerika Serikat menggambarkan para pejabat di negara-negara Teluk Persia sebagai “pemandu sorak” atas peran AS di Timur Tengah, dan mengatakan perjanjian normalisasi baru-baru ini antara Abu Dhabi dan rezim Israel tidak akan terjadi tanpa pengawasan Gedung Putih.

Berbicara pada hari Kamis pada pertemuan virtual dengan Anti-Defamation League, sebuah kelompok pro-Israel yang melacak serangan anti-Semit, Yousef al-Otaiba memuji Presiden AS Donald Trump karena menjadi perantara kesepakatan UEA-Israel “kurang dari empat minggu.”

Otaiba kemudian berusaha melukiskan gambaran yang indah tentang peran Washington di Timur Tengah, dengan mengatakan, “Kami tidak hanya berada di kubu pro-AS. Kami adalah pemandu sorak dari kubu pro-AS.”

Baca:

Dia termasuk di antara tiga duta besar Arab yang menghadiri pengumuman Trump tentang rencana Timur Tengahnya, yang dijuluki kesepakatan abad ini.

Apa yang disebut kesepakatan abad ini membayangkan Yerusalem al-Quds sebagai “ibu kota Israel yang tidak terbagi” dan memungkinkan Tel Aviv untuk mencaplok permukiman di Tepi Barat yang diduduki dan Lembah Yordania. Rencana tersebut juga menyangkal hak pengungsi Palestina untuk kembali ke tanah air mereka, di antara persyaratan kontroversial lainnya.

Rencana Trump langsung ditolak oleh Palestina, dan telah memicu gelombang protes di seluruh dunia. Otaiba kemudian mengklaim bahwa kesepakatan UEA-Israel membuat “solusi dua negara tetap hidup”.

“Apa yang kami lakukan adalah kami menempatkan waktu pada jam. Sekarang bagaimana para pihak menggunakan waktu itu untuk keuntungan mereka, itulah keputusan mereka,” kata duta besar UEA.

Israel dan UEA menyetujui kesepakatan yang ditengahi AS untuk menormalkan hubungan pada 13 Agustus. Berdasarkan perjanjian tersebut, Israel seharusnya setuju untuk “sementara” menangguhkan penerapan aturannya sendiri di Tepi Barat dan Lembah Yordania, dimana Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah berjanji untuk mencaplok.

Sementara para pejabat Emirat menggambarkan kesepakatan normalisasi dengan rezim Tel Aviv sebagai cara yang berhasil untuk mencegah aneksasi dan menyelamatkan solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina. Semenatra, para pemimpin Israel bergantian membantah klaim Abu Dhabi bahwa rencana aneksasi tetap di atas meja.

Netanyahu telah menggarisbawahi bahwa aneksasi tidak akan dibatalkan, tetapi hanya ditunda. (ARN)

Comments
To Top
%d blogger menyukai ini: