Amerika

Kekalahan Trump dalam Debat Perdana Capres AS, Pukulan Telak bagi MBS dan MBZ

Arab Saudi, ARRAHMAHNEWS.COM Bagi para diktator dunia, kekalahan Trump dalam debat perdana capres AS pada Selasa malam lalu menjadi pukulan keras bagi mereka karena berarti bahwa cengkeraman mereka sendiri pada kekuasaan juga akan melemah.

Middle East Eye dalam kolom opini pada Hari Rabu (30/09) oleh Peter Oborne menyebut bahwa putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman dan putra Mahkota Mohammed bin Zayed adalah diantara para diktator tersebut. Mereka membutuhkan Presiden AS Donald Trump untuk memenangkan masa jabatan kedua dalam pemilihan presiden yang dijadwalkan pada 3 November.

BACA JUGA:

Bagi putra mahkota Saudi, yang juga dikenal sebagai MBS, kegagalan Trump untuk memenangkan masa jabatan kedua akan menjadi pukulan dahsyat bagi ambisinya untuk membangun kembali Timur Tengah sebagai raja Arab Saudi. Keluarga Trump sangat terikat dengan proyek politik MBS.

Kemenangan Biden akan menghentikan itu. Ini akan menjadi pukulan eksistensial bagi Mohammed bin Salman. Tanpa Trump, MBS akan bisa saja tetap menjadi raja Arab Saudi, tetapi dengan Biden yang berkuasa, CIA dan Pentagon keduanya akan kembali menjadi yang utama menyangkut hubungan AS dengan kerajaan.

Mohammed bin Nayef, mantan putra Mahkota yang saat ini mendekam di penjara atau tahanan rumah adalah orang dukungan CIA.

Sementara di Washington, hubungan akan menjadi lebih dingin bagi Arab Saudi. Biden tidak akan melakukan apa pun untuk menjinakkan penyelidikan Kongres tentang banyak plot dan pembunuhan yang dituduhkan ke MBS. Dan di Riyadh, putra mahkota Saudi itu pasti akan merasa kurang aman mengetahui bahwa ia tidak bisa lagi menelepon Jared Kushner jika terjadi sesuatu.

BACA JUGA:

Kekalahan Trump juga akan mengecewakan Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed yang juga dikenal sebagai MBZ, dalang di balik ambisi politik putra mahkota Saudi.

Jika Trump kalah, MBZ mungkin memang tidak akan terancam secara internal, tetapi rencananya untuk menempatkan negara Teluk kecilnya menjadi pengendali yang efektif di Teluk dan kawasan tidak akan terwujud. Begitu pula daya tarik normalisasi dengan Israel yang diharapkan jadi jaminan akan hal itu. (ARN)

Comments
To Top
%d blogger menyukai ini: