Israel Tidak Akan Bisa Normalisasi Hubungan dengan Lebanon Selama Ada Hizbullah
Tel Aviv, ARRAHMAHNEWS.COM – Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menekankan bahwa pembicaraan demarkasi perbatasan antara Tel Aviv dan Beirut tidak akan pernah menangani kesepakatan ‘perdamaian’ selama masih ada Hizbullah.
Berbicara pada pemungutan suara Knesset untuk meratifikasi kesepakatan normalisasi dengan Uni Emirat Arab, Netanyahu meminta pemerintah Lebanon untuk melanjutkan dan mengakhiri pembicaraan dengan ‘Israel’ mengenai perbatasan.
BACA JUGA:
- Video: Sambutan Meriah untuk Para Tahanan Yaman, “Selamat Datang Pahlawan”
- Pertukaran Tahanan, Pesawat Ke-4 Tiba di Bandara Sana’a
Pada 14 Oktober, negosiasi tidak langsung yang disponsori PBB antara Lebanon dan Israel untuk membatasi perbatasan dimulai ketika Beirut dengan tegas menolak segala upaya untuk mengubah pembicaraan menjadi pertimbangan untuk menormalkan kesepakatan antara kedua belah pihak.
Lingkaran Zionis menekankan bahwa negosiasi dibatasi pada perbatasan laut, dan menambahkan bahwa Hizbullah tidak akan mengizinkan perluasan pembicaraan untuk memasukkan lebih banyak masalah.
Sementara itu, Kepala Staf Israel Aviv Kochavi menyoroti pentingnya mengadakan latihan militer yang mensimulasikan konfrontasi langsung dengan Hizbullah terlepas dari semua risiko terkait virus corona.
BACA JUGA:
- Video: 86 Hari Tentara Israel Menghilang, Bendera Hizbullah Berkibar di Wilayah Pendudukan
- Mahmoud Qamati: AS Tidak Akan Mampu Singkirkan Hizbullah dari Kabinet Lebanon
Pernyataan Kochavi datang sebagai tanggapan atas ancaman yang dibuat oleh salah satu perwira militer Hizbullah yang bersumpah akan menyerbu permukiman dan barak Zionis dalam perang yang akan datang dengan Israel.
Dalam konteks film dokumenter yang ditayangkan oleh TV Al-Manar, Second Liberation Secrets, yang menyoroti kemenangan militer yang diraih Hizbullah selama perangnya melawan kelompok teroris di Suriah. Salah satu perwira Hizbullah mengancam akan mengalahkan Israel dengan cara yang mirip dengan perang Khaybar. (ARN)