Rusia: Sanksi Baru Uni Eropa Rusak Hubungan Bilateral
Rusia, ARRAHMAHNEWS.COM – Rusia mengatakan bahwa babak baru sanksi yang diberlakukan oleh Uni Eropa (UE) terhadap sejumlah warganya, termasuk terhadap ajudan Presiden Rusia Vladimir Putin, atas dugaan meracuni tokoh oposisi negara itu, Alexei Navalny, dan perang saudara Libya, merusak hubungan di antara kedua pihak.
Pada hari Kamis (15/10), juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengecam sanksi tersebut pada konferensi pers di Moskow, mengatakan, “UE dengan langkah ini telah merusak hubungan dengan negara kami”.
BACA JUGA:
- Rusia: Negosiator AS Bohong soal Perpanjangan Perjanjian START Baru
- Mengekor Inggris, Sejumlah Negara Eropa juga Usir Diplomat Rusia
Ia juga menggambarkan tindakan tersebut sebagai “langkah tidak ramah secara sadar” di pihak blok Eropa, bersumpah bahwa Rusia akan membalas.
Blok Eropa sebelumnya pada hari itu memberi sanksi kepada Yevgeny Prigozhin, seorang taipan Rusia yang perusahaannya melayani Kremlin, dengan alasan bahwa mereka bertindak untuk melemahkan proses perdamaian di Libya yang dilanda perang melalui dugaan dukungannya terhadap perusahaan militer swasta Grup Wagner.
Selain itu, Uni Eropa memberikan sanksi kepada enam orang lainnya atas kasus Navalny, termasuk kepala badan mata-mata domestik FSB Rusia, Alexander Bortnikov, kepala kebijakan di Kremlin, Andrei Yarin, dan wakil kepala staf Kremlin, Sergei Kirienko.
Warga negara Rusia lainnya yang terkena sanksi, termasuk utusan Putin di Siberia Sergei Menyailo dan dua wakil menteri pertahanan Rusia, Pavel Popov dan Alexei Krivoruchko.
BACA JUGA:
- Lebih dari 30 Teroris Tewas dalam Serangan Kuat Rusia-Suriah di Jisr Al-Shughour
- Rusia: Negosiator AS Bohong soal Perpanjangan Perjanjian START Baru
Warga negara Rusia yang terkena sanksi baru UE itu sekarang dilarang bepergian ke UE dan aset apa pun yang mereka miliki di blok itu akan dibekukan.
Brussels menyetujui sanksi tersebut setelah Jerman dan Prancis pekan lalu mengusulkan tindakan terhadap individu yang mereka anggap bertanggung jawab atas dugaan keracunan, serta entitas yang terlibat dalam program Novichok Rusia. (ARN)