Iran, ARRAHMAHNEWS.COM – Pemimpin Revolusi Islam Iran, Ayatollah Sayed Ali Khamenei mendesak para pemuda Prancis untuk mempertanyakan apa alasan yang mendasari dukungan Presiden Prancis Emanuel Macron untuk penghinaan terhadap Nabi Islam (SAW) atas nama “Kebebasan berekspresi”.
Dalam sebuah pernyataan pada Rabu (28/10) yang ditujukan kepada para pemuda Prancis, Pemimpin Iran itu menasihati, “Tanyakan kepada presiden kalian mengapa ia mendukung penghinaan terhadap seorang utusan Tuhan atas nama kebebasan berekspresi”.
BACA JUGA:
- Mantan Mufti Lebanon Tuntut Macron Minta Maaf Karena Hina Islam
- Uskup Palestina Kecam Macron atas Penghinaan terhadap Nabi Muhammad
“Apakah kebebasan berekspresi berarti menghina, terutama seseorang yang disucikan?”, tanya Ayatullah Khamenei.
Rabu lalu, Macron mendukung seorang guru Prancis yang menampilkan kartun penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW di kelasnya. “Prancis tidak akan pernah meninggalkan karikatur”, ujar Macron, membela guru itu yang menurutnya “Mempromosikan kebebasan”.
In His Name
Young French people!
Ask your President why he supports insulting God’s Messenger in the name of freedom of expression. Does freedom of expression mean insulting, especially a sacred personage? Isn’t this stupid act an insult to the reason of the ppl who elected him?— Khamenei.ir (@khamenei_ir) October 28, 2020
Guru tersebut, Samuel Paty, dibunuh oleh penyerang Chechnya berusia 18 tahun. Mengomentari serangan itu, Macron mendeskripsikan Islam sebagai agama “Dalam krisis” di seluruh dunia, mencoba menunjukkan bahwa penyerang telah termotivasi untuk membunuh gurunya karena keyakinan daripada radikalisme. Macron menegaskan posisinya lagi pada hari Minggu dengan cuitan, “Kami tidak akan menyerah, selamanya”.

Karikatur
Pemimpin Iran menyebut penghinaan negarawan Prancis itu sebagai “Tindakan bodoh” yang menghina alasan orang-orang yang telah memilihnya untuk berkuasa.
BACA JUGA:
- PM Pakistan Kecam Macron atas Serangannya pada Islam dan Nabi Muhammad Saw
- Hizbullah Kutuk Penghinaan Prancis Terhadap Nabi Muhammad
Ayatollah Khamenei, sementara itu, juga mempertanyakan, bagaimana bisa (dari sudut pandang Prancis) mempertanyakan Holocaust adalah “Kejahatan” yang harus dihukum penjara, sementara menghina Nabi Muhammad SAW bisa dimaafkan.
“Pertanyaan berikutnya untuk ditanyakan adalah, mengapa menimbulkan keraguan tentang Holocaust merupakan kejahatan? Mengapa orang yang menulis tentang keraguan seperti itu dipenjara sementara menghina Nabi Muhammad (SAW) diperbolehkan?”.
Tindakan keras Macron telah membuka gelombang reaksi Muslim di seluruh dunia di banyak negara dan muslimin mengeluarkan pernyataan kutukan terhadap Macron dan dibanjiri jutaan protes. (ARN)
