PM Kadhimi Jelaskan Kesepakatan Investasi China di Irak
Irak, ARRAHMAHNEWS.COM – Perdana Menteri Irak, Mustafa Al-Kadhimi, menegaskan bahwa tidak ada kesepakatan alternatif dengan China, sambil mengindikasikan bahwa gaji karyawan akan dikeluarkan setelah pemungutan suara tentang undang-undang peminjaman dilaksanakan.
Al-Kadhimi mengatakan dalam sidang kabinet sebagaiamana pernyataan dari kantornya yang diterima Kantor Berita Irak (INA), pada Selasa (10/11), bahwa “tidak ada kesepakatan alternative soal kesepakatan dengan China”.
BACA JUGA:
- Dubes AS di Baghdad Gagalkan Perjanjian Militer dan Ekonomi Irak dengan Jerman dan China
- Pakar Hukum: Langgar Kedaulatan Irak, Irak Bisa Laporkan AS ke PBB
Dia menambahkan, “Pertemuan dengan Komite Keuangan itu positif, dan itu akan berkontribusi pada peluncuran gaji karyawan setelah undang-undang peminjaman disetujui”.
Al-Kadhimi meminta Kementerian Keuangan dan kementerian lainnya untuk mempercepat pengajuan anggaran 2021, karena pentingnya anggaran itu dalam menjalankan urusan negara.
Ia menunjukkan bahwa Irak harus menjadi lingkungan yang menarik untuk investasi dan bukan sebaliknya, karena negara itu benar-benar membutuhkan investasi, kesempatan kerja dan rekonstruksi, menunjukkan bahwa ada kampanye yang mempertanyakan pemulihan hubungan Irak dengan negara manapun, disertai dengan rumor yang bertujuan untuk membingungkan dan mengganggu pemahaman apa pun untuk kepentingan negara.
BACA JUGA:
- Analis: AS Kontrol Langit Baghdad Tingkatkan Kemungkinan Pembunuhan Para Tokoh Irak
- Pergantian Kepala Pentagon Munculkan Spekulasi Rencana Militer Trump
Kadhimi menekankan bahwa “Dewan Koordinasi Irak-Saudi mengadakan pertemuan terus menerus selama dua hari terakhir, untuk mencapai seperangkat pemahaman mengenai sektor industri, perdagangan, pertanian, minyak, pendidikan, budaya dan lainnya”. (ARN)