Jakarta, ARRAHMAHNEWS.COM – Pegiat medsos Denny Siregar menjelaskan betapa beraninya Nikita Mirzani menjawab hinaan dari Soni alias Maheer yang menyebutnya dengan bahasa sarkas bahkan tidak pantas diucapkan oleh seorang yang konon katanya “Ustadz”. Denny juga memajang foto Nikita Mirzani dengan beberapa macam tulisan di dalamnya “Calon Menteri Pembasmi Kadrun, Nekat, Pemberani dan Bernyali”, “Negara ini butuh orang-orang “Gila” untuk membasmi kaum radikal”. Bahkan tagar #KitaNikita menjadi trending topik di Twitter saat ini.
Denny Siregar, dari tadi timeline gua muncul terus nama Nikita Mirzani. Sempat heran, “Ada apa ?” Sesudah diteliti, eh Nikita lagi berantem sama si Soni alias Maheer. Dan di video si Soni, ustad dadakan ini, dia ngomong akan kirimkan 800 orang untuk nyerbu rumah Nikita.
Nikita pun menantang dengan gayanya yang biasa, cuek, ceplas ceplos dan tanpa beban. Sontak netizen bersorak, “Horeee… Ada keributan!” Nikita jadi pahlawan baru, meski gayanya urakan.
BACA JUGA:
- Rekam Jejak Digital Maheer Ath-Thuwailibi Hina Gus Dur Hingga Qurais Shihab
- Ustad Maheer At-Thuwailibi Tuding Ketum PBNU dan Prof Dr. Quraish Shihab Sebagai Ahli Bid’ah
Gua ga fokus pada pertengkaran itu. Gua fokus pada fenomenanya. Kenapa mendadak Nikita jadi “Pahlawan”?.
Ketika Rizik pulang, banyak orang gelisah bukan karena kepulangan Rizik, tapi karena lemahnya aparat kita dalam penanganannya. Apalagi melihat begitu bebasnya pendukung Rizik menguasai objek vital negara sekelas bandara, yang kalau kita bercanda tentang bom saja langsung ditangkap.
Kenapa aparat lemah? Kenapa negara diam saja? Kenapa tidak ada tindakan apapun? Apakah benar bahwa kelompok fanatik itu sebenarnya sudah berkuasa?
Dan banyak teori konspirasi bertebaran. Bayangan tentang cerita berkuasanya ormas kejam seperti Taliban di Afghanistan beredar. Taliban berkuasa karena lemahnya negara.
Apakah Indonesia akan menuju kesana?
Disaat itu, muncul perlawanan kecil dari seorang Nikita. Suara dia langsung seperti petir yang menyambar banyak orang, menggambarkan sebuah keberanian dari warga yang resah, yang -Sialnya- tidak dipunyai negara.
BACA JUGA:
- Kurang Ajar Akun Twitter Maaher Ath-Thuwailibi Sebut Gus Dur Kyai Buta
- Bongkar Kebusukan Maher At-Thuwailibi Saat Bela UAS Terkait Suriah dan Assad
Saya gelisah. Bangsa ini kehilangan figur. Bahkan figur Jokowi pun semakin kesini semakin padam. Iya beliau membangun infrastruktur. Tapi kalau kelompok fanatik itu berkuasa, semua infrastruktur itu bisa hancur. Seperti Suriah.
Karena tidak ada figur yang kuat, yang berani muncul seperti Soekarno, yang berani keras seperti Soeharto, figur itu kemudian diisi oleh pemeran antagonis seperti Rizik. Dan beberapa hari ini berita selalu tentang dia. Muak lihatnya, tapi banyak yang tidak berdaya.
Akhirnya ketika muncul Nikita, ia lalu diangkat ke permukaan. Bukan karena orang suka sama dia, tapi bisa jadi berupa sebuah sindiran keras, “Woiii, negaraaaa.. kalian dimana???”.
BACA JUGA:
- Jejak Digital Ustadz Maaher At-Thuwailibi, Hina Polisi Hingga Sebar Video Hoax Ngabalin Stroke
- Astagfirullah! Maaher Thuwailibi Sebut Polisi ‘Monyet Berseragam Bencong’
Ini PR besar. Kita kehilangan pelindung. Kita kehilangan figur. Kita kehilangan keberanian. Kita kehilangan segalanya. Lumpuh gak berdaya. Banyak mereka yang tadinya berani melawan di media sosial, putus asa ketika negara tidak bersama mereka. Mereka mundur, tidak ingin jadi korban sia-sia karena harus melawan sendirian.
Dan kalau ini terus berlangsung, percayalah, negeri ini kelak akan hancur. Terpecah. Daerah akan bergerak sendiri, tanpa komando terpusat. Benih-benih kebencian yang dibawa oleh kelompok fanatik itu, akan menyebar dan membangun klan-klan baru karena mereka butuh komunitas untuk bertahan.
Pada saat seperti itu, terlambat sudah. Nikita hanya alarm saja. Alarm bahwa di negeri ini ada masalah besar. Pertanyaan kita semua sama. Untuk apa punya kekuasaan, kalau tidak digunakan?. Mending jadi oposisi sekalian, biar aman.. Seruput kopinya. (ARN)
Sumber: DennySiregar.id
