Amerika

Airwars: AS Bunuh Hingga 13.000 Warga Sipil Irak-Suriah dalam 6 Tahun Terakhir

Airwars: AS Bunuh Hingga 13.000 Warga Sipil Irak-Suriah dalam 6 Tahun Terakhir

Amerika Serikat, ARRAHMAHNEWS.COM Sebuah kelompok pengawas yang memperoleh data militer AS tentang hampir semua kasus kerusakan dan korban sipil di Irak dan Suriah, menyebut bahwa hingga 13.000 warga sipil telah dibunuh oleh pasukan AS selama enam tahun terakhir.

Presstv melaporkan pada Kamis (19/11) bahwa untuk pertama kalinya sejak koalisi pimpinan AS melancarkan apa yang disebut perang melawan Daesh (juga dikenal sebagai ISIL atau ISIS) di Irak dan Suriah pada tahun 2014, militer secara eksklusif merilis koordinat geografis untuk hampir semua kasus yang dikonfirmasi dari kerusakan dan kematian warga sipil di dua negara tersebut.

BACA JUGA:

Menurut data yang diperoleh oleh kelompok pengawas, Airwars, jumlah total warga sipil yang terbunuh oleh pasukan koalisi pimpinan AS selama perang berada di kisaran 8.310 hingga 13.187.

Mantan Juru Bicara koalisi pimpinan AS Myles Caggins mengatakan kepada kelompok organisasi yang berbasis di Inggris itu bahwa alasan utama di balik keputusan untuk merilis data ini sekarang adalah transparansi.

“Kami menerima setiap tuduhan korban sipil dengan ketulusan, perhatian, dan keteguhan yang paling tinggi,” katanya, menambahkan, “Kami melihat penambahan lokasi geografis sebagai bukti transparansi.”

Menurut Airwars Data tersebut menunjukkan kapan dan di mana peristiwa tertentu terjadi, dan menyederhanakan proses penentuan individu mana yang terkena dampak serangan tertentu.

BACA JUGA:

Dari 344 insiden kerusakan sipil yang “kredibel” yang tercatat, 341 telah dikonfirmasi melalui data ini. Tiga sisanya dikeluarkan oleh militer karena berbagai alasan seperti penyelidikan berkelanjutan dan dimasukkannya informasi sensitif.

Kelompok pengawas menyatakan bahwa banyak dari insiden ini telah dikonfirmasi melalui bukti langsung seperti foto dan video yang diunggah ke internet oleh para saksi.

Bukti baru ini sekarang dapat membuka kesempatan bagi warga sipil yang terkena dampak di Irak dan Suriah, untuk menuntut kompensasi dari Amerika Serikat dan sekutunya, yang bergabung dalam kampanye serangan udara yang diklaim melawan ISIS pada Agustus 2014.

Alasan ketidakmampuan untuk membuktikan serangan yang tepat atau lokasi serangan yang menyebabkan korban sipil, sejauh ini merupakan hambatan besar bagi mereka yang ingin mengajukan klaim. (ARN)

Comments
To Top
%d blogger menyukai ini: