Arab Saudi, ARRAHMAHNEWS.COM – Tokoh elit yang ditangkap oleh otoritas Saudi dan disekap di hotel Ritz-Carlton di ibukota Riyadh pada 2017 dalam sebuah operasi penangkapan besar-besaran dibawah perintah Putra Mahkota Saudi Muhammad Bin Salman, membuka suara kepada surat kabar Guardian, mengungkap apa yang sebenarnya terjadi.
Mantan tahanan, yang termasuk pengusaha senior Saudi itu mengatakan kepada wartawan bahwa mereka menjadi korban pelanggaran hak asasi manusia termasuk penyiksaan dan pemaksaan di penjara Saudi, dan aset mereka juga telah disita sebagai bagian dari kampanye yang diklaim sebagai kampanye “Anti-korupsi” itu.
BACA JUGA:
- Hotel Ritz Carlton, Penjara Mewah Para Pangeran dan Pejabat Saudi Dibuka Kembali
- The Guardian: Studi Ben Hubbard Soal Mohammed Bin Salman Penuh Detil Mengerikan
Mantan tahanan tersebut berbicara setelah tiga tahun peristiwa itu berlalu, dan menjelang KTT G20 di Riyadh akhir pekan ini, menekankan bahwa mereka telah menderita pemukulan dan intimidasi oleh petugas keamanan di bawah instruksi dua menteri yang dekat dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman.
Banyak organisasi HAM, termasuk Amnesty International, mendesak para pemimpin negara G20 untuk angkat bicara menentang pelanggaran hak asasi manusia oleh Arab Saudi.
Riyadh menjabat sebagai presiden G20 pada Desember 2019 dan akan memimpin KTT yang akan diadakan secara virtual pada 21-22 November.
BACA JUGA:
- Perebutan Tahta Saudi Semakin Panas, Pemerintah Tangkap Ratusan Pejabat
- Disiksa di Ritz Carlon, Seorang Jendral Saudi Meninggal karena Patah Leher
Pada November 2017, MbS meluncurkan kampanye anti-korupsi yang membuat sejumlah bangsawan, menteri, dan pengusaha ditahan di hotel Ritz-Carlton di ibukota.
Sebagian besar kemudian dibebaskan setelah mencapai penyelesaian keuangan yang tidak ditentukan dengan pihak berwenang. Sejak itu, MbS, yang juga menghadapi kritik keras atas dugaan perannya dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi, telah memperkuat cengkeramannya pada kekuasaan.
BACA JUGA:
- Memalukan, 10 Skandal Kerajaan Arab Saudi
- Kecelakaan Parah Pangeran Saudi, MbS Diduga Otak Dibalik Upaya Pembunuhan
“Ini tentang mengkonsolidasikan pemerintahannya, sederhana saja. Dan itu terjadi sebelum kekejaman terhadap Khashoggi, dan fakta bahwa ia lolos begitu saja memungkinkannya untuk melakukan kejahatan itu,” salah satu sumber mengatakan hal ini kepada the Guardian.
“Penjaga yang sama juga terlibat dalam pembunuhan Khashoggi”, kata sumber itu.
Khashoggi, seorang penduduk AS dan kolumnis The Washington Post, hilang setelah memasuki Konsulat Saudi di Istanbul, Turki pada 2 Oktober 2018. (ARN)
