Serangan Koalisi Saudi ke Bandara Sana’a Untuk Lumpuhkan Yaman
Yaman, ARRAHMAHNEWS.COM – Gelombang baru serangan udara koalisi pimpinan Saudi ke Bandara Internasional Sana’a Yaman ditujukan untuk membuat fasilitas itu tidak dapat dibuka kembali untuk penerbangan komersial.
“Tuduhan koalisi terhadap bandara Sana’a bukanlah hal baru, dan merupakan upaya untuk menyesatkan opini publik dunia dan memberikan pembenaran serangan berulang-ulang”, ujar Khaled al-Shayef, Direktur Bandara dalam sebuah pernyataan yang dikutip jaringan TV Yaman Al-Masirah pada hari Minggu (06/12).
BACA JUGA:
- Houthi: Serangan Terbaru ke Bandara Sana’a Bentuk Putus Asa Saudi
- 5 Kali dalam 48 Jam, Drone Yaman Hajar Bandara Internasional Arab Saudi
Ia menekankan bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah klien eksklusif bandara Sana’a, dan serangan tersebut telah mengecewakan warga sipil Yaman yang sakit yang membutuhkan perawatan di luar negeri karena kondisi medis mereka yang serius.
Shayef mengharapkan posisi yang jelas oleh PBB terkait dengan pembukaan kembali bandara untuk, setidaknya, penerbangan kemanusiaan, menekankan bahwa bandara tersebut siap menerima berbagai penerbangan komersial dan kargo mengingat fakta bahwa otoritas penerbangan Yaman belum menerima keluhan apa pun saat menerima pesawat PBB.
Ia menyoroti bahwa kerugian ekonomi sebagai akibat dari blokade udara koalisi pimpinan Saudi dan penutupan bandara Sana’a berada pada tingkat yang sangat tinggi.
BACA JUGA:
- Yaman: Saudi Babak Belur Dihajar Houthi
- Presiden Mashat ke Utusan PBB: Kami Dukung Semua Upaya Lindungi Rakyat Yaman
Pada hari Jumat, gerakan Ansarullah Yaman mengatakan serangan di bandara menunjukkan keputusasaan dan kebingungan aliansi yang dipimpin Riyadh.
Arab Saudi dan sejumlah sekutu regionalnya melancarkan perang terhadap Yaman pada Maret 2015, dengan tujuan membawa pemerintahan mantan Presiden Abd Rabbuh Mansur Hadi kembali berkuasa dan menghancurkan gerakan Ansarullah.
6 tahun berlalu, Koalisi gagal mencapai tujuannya di Yaman, dan Agresi telah membuat Yaman jatuh kedalam bencana kemanusiaan terburuk di dunia. (ARN)