Yaman: Saudi Babak Belur Dihajar Houthi
Yaman, ARRAHMAHNEWS.COM – Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman mengatakan agresi militer Saudi terhadap negaranya berada dalam “tahap akhir” setelah menderita kekalahan beruntun di tangan pasukan perlawanan.
Brigadir Jenderal Yahya Saree pada hari Sabtu mengatakan bahwa penjajah dan tentara bayaran ditakdirkan untuk mundur tidak peduli seberapa banyak mereka menumpahkan darah orang yang tidak bersalah, TV al-Masirah melaporkan.
BACA JUGA:
- Yaman Tuduh AS-Israel Dalang Pembunuhan Ilmuwan Iran
- “Bulan Madu” Menggairahkan Uni Emirat Arab dan Israel
“Para pemimpin Yaman telah mengeluarkan amnesti umum bagi semua orang yang ingin kembali ke jalan yang benar dan menghentikan pembunuhan terhadap rakyat yang tak berdosa,” ujar jubir militer Yaman.
Arab Saudi melancarkan agresi militer yang menghancurkan terhadap Yaman pada Maret 2015 bekerja sama dengan sejumlah negara seperti UEA, Bahrain, Mesir, Sudan dan dengan dukungan senjata dari AS, Inggris dan Prancis serta beberapa negara Barat lainnya.
Tujuannya adalah untuk mengembalikan kekuasaan mantan presiden Abd Rabbuh Mansur Hadi yang didukung Riyadh dan mengalahkan gerakan Houthi Ansarullah yang telah mengendalikan pemerintah.
Perang gagal mencapai tujuannya, tetapi membunuh ratusan ribu orang Yaman yang tidak bersalah dan menghancurkan infrastruktur negara yang miskin itu. PBB menyebut situasi di Yaman sangat kritis dan krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
BACA JUGA:
- Presiden Mashat ke Utusan PBB: Kami Dukung Semua Upaya Lindungi Rakyat Yaman
- Kemajuan Pesat Pasukan Yaman di Ma’rib
Militan, yang didukung oleh Arab Saudi dan UEA, dalam beberapa kesempatan terlibat dalam pertikaian hebat, berlomba-lomba untuk menguasai wilayah selatan Yaman dan pulau strategis Socotra.
Separatis yang disponsori UEA yang disebut Dewan Transisi Selatan (STC) menguasai Socotra pada bulan Juni dalam sebuah langkah yang digambarkan oleh rezim pro-Hadi sebagai sebuah “kudeta.”
Pendudukan Socotra terjadi dua bulan setelah separatis yang didukung UEA memutuskan hubungan dengan elemen pro-Hadi yang pernah bersekutu dengan Saudi di Yaman, dengan mengatakan mereka akan mendirikan pemerintahan yang memerintah sendiri di wilayah selatan negara yang dilanda perang itu. (ARN)