Hizbullah: Jika Soleimani Tak Bahaya Bagi AS, Kenapa Trump Membunuhnya?
Lebanon, ARRAHMAHNEWS.COM – Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah, Syeikh Naim Qassem mengatakan bahwa jika martir Qassem Soleimani (Komandan Pasukan Quds Iran) bukan yang paling berbahaya bagi (kepentingan) Amerika dan proyek arogannya, Trump tidak akan memutuskan untuk membunuhnya secara langsung dan brutal.
Wasekjen Hizbullah dalam sebuah artikel di situs Al-Ahed yang akan segera diterbitkan dengan judul “Faris al-Quds”, mengkonfirmasi bahwa “jika martir Qassem Soleimani bukan yang paling berbahaya bagi (kepentingan) Amerika dan proyek arogannya, Trump tidak akan memutuskan untuk membunuhnya secara langsung dan brutal. Keberhasilan dan kemenangan poros perlawanan buah tangannya, karena dia memiliki posisi yang begitu besar di hati para pejuang dan rakyat perlawanan”.
BACA JUGA:
- Pejabat Hizbullah Sebut Trump “Gila” Karena Dorong Israel Perang Lawan Iran
- Damaskus: Tidak Ada yang Dapat Mengusir Iran dan Hizbullah dari Suriah
Sebelumnya, Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, pada Rabu (16/12), mengatakan bahwa “pengusiran pasukan Amerika dari kawasan akan menjadi pembalasan terkuat atas pembunuhan Qassem Soleimani”.
Khamenei menekankan bahwa “balas dendam untuk Qassem Soleimani tidak bisa dihindari, dan kapan pun memungkinkan,” menekankan bahwa “balas dendam ini akan terjadi pada mereka yang memerintahkan dan melakukan pembunuhan”. (ARN)