Amerika

Jenderal Qa’ani: Pembalasan atas Pembunuhan Soleimani Bisa Muncul dari Dalam Amerika Sendiri

Iran, ARRAHMAHNEWS.COM Komandan Pasukan Pengawal Revolusi Islam Quds (IRGC), Brigjen Ismail Qa’ani, mengatakan bahwa perilaku jahat Washington di kawasan tidak akan mengubah jalan perlawanan, menegaskan kepada AS bahwa pembalasan atas pembunuhan Jenderal Soleimani bisa muncul dari dalam Amerika sendiri.

“Jalan perlawanan dan Jenderal Soleimani akan terus berlanjut dan perilaku keji AS tidak akan menghentikan dukungan dunia untuk mereka yang tertindas di Yaman, Suriah, dan Palestina,” ujar Jenderal Qaani pada upacara memperingati haul pertama komandan anti-teror Iran, Letnan Jenderal Qassem Soleimani, di Teheran, pada hari Jumat (01/01).

BACA JUGA:

“Musuh harus tahu bahwa tindakan keji mereka tidak akan membawa perubahan apa pun bagi jalan perlawanan serta pasukan IRGC Quds,” tambahnya, merujuk pada beberapa tindakan mencurigakan oleh militer AS di kawasan.

Jenderal Qa’ani: Pembalasan atas Pembunuhan Soleimani Bisa Muncul dari Dalam Amerika Sendiri

Ismail Qa’ani

Saat ini ketegangan meningkat antara Iran dan AS menjelang peringatan satu tahun pembunuhan komandan anti-teror legendaris Iran itu. Pentagon pada hari Kamis mengirim pulang satu-satunya kapal induk Angkatan Laut yang beroperasi di Timur Tengah, sebuah langkah yang akan mengurangi daya serang Amerika di kawasan di tengah ketegangan yang meningkat dengan Iran. Keputusan itu diambil satu hari setelah pembom B-52 Angkatan Udara terbang tanpa henti dari Amerika Serikat ke Teluk Persia dalam unjuk kekuatan yang menurut pejabat militer dimaksudkan untuk memperingatkan Iran.

Menyoroti bahwa AS membunuh Jenderal Iran atas atas perintah Arab Saudi dan Israel, Jenderal Qaani berkata, “Mereka yang melakukan tindakan kriminal ini harus menyadari bahwa para pencari kebebasan di dunia suatu hari akan membalas (tindakan kriminal ini), dan bahkan mungkin beberapa orang di dalam rumah kalian (Amerika) akan membalas kejahatan ini ”.

Letnan Jenderal Soleimani dan rekan Iraknya Abu Mahdi al-Muhandis, wakil kepala Unit Mobilisasi Populer, bersama dengan rekan-rekan mereka dibunuh dalam serangan drone AS atas perintah Trump, di dekat Bandara Internasional Baghdad pada 3 Januari 2020.

BACA JUGA:

Dua hari kemudian Anggota parlemen Irak menyetujui RUU yang menuntut penarikan semua pasukan militer asing yang dipimpin oleh Amerika Serikat dari negara itu.

Kedua komandan itu dikagumi oleh negara-negara Muslim karena membasmi kelompok teroris Daesh Takfiri dukungan AS di kawasan, khususnya di Irak dan Suriah.

Pembunuhan oleh AS ini menarik gelombang kecaman dari para pejabat dan gerakan di seluruh dunia serta memicu protes publik besar-besaran di seluruh kawasan.

Awal 8 Januari 2020, IRGC menargetkan pangkalan udara Ain al-Assad yang dikelola AS di provinsi Anbar di Irak barat setelah meluncurkan gelombang serangan untuk membalas pembunuhan Letnan Jenderal Soleimani. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca