Milisi Pro Saudi Tembaki Aula Pernikahan di Hodeidah
Yaman, ARRAHMAHNEWS.COM – Setidaknya lima warga sipil terbunuh ketika milisi yang didukung Saudi yang setia kepada mantan presiden Yaman Abd Rabbuh Mansur Hadi meluncurkan peluru artileri pada sebuah upacara pernikahan di kota pelabuhan strategis Hodeidah.
Penjabat Gubernur Provinsi tersebut, Muhammad Ayyash Qahim, mengatakan kepada kantor berita resmi Yaman, Saba, bahwa serangan di distrik al-Hawk kota itu terjadi pada Jumat malam (01/01).
BACA JUGA:
- Jet Saudi Serang Upacara Pernikahan Yaman, 20 Warga Tewas
- Kantor HAM: Komunitas Internasional Harus Tuntut Kebrutalan Saudi di Yaman
Ia mengatakan bahwa lima orang tewas dan banyak yang terluka dalam insiden itu, mencatat bahwa para korban sedang menunggu keluarga mereka pergi ketika mereka diserang.

Saudi Temabaki Aula Pernikahan
Qahim mengutuk “tindakan mengerikan” yang dilakukan oleh tentara bayaran Saudi dan pasukan militer pimpinan Saudi tersebut, menekankan bahwa menargetkan struktur sipil adalah “kejahatan perang dan bertentangan dengan semua prinsip internasional dan kemanusiaan, serta merupakan sebuah pelanggaran nyata terhadap ketentuan perjanjian Stockholm. ”
Serangan terhadap Hudaydah masih terjadi meski kota pelabuhan strategis itu merupakan bagian dari kesepakatan antara gerakan Houthi Ansarullah dan loyalis Hadi di Swedia pada Desember 2018.
BACA JUGA:
- Separatis Yaman Jarah Perangkat Bandara Aden Sebelum Ledakan
- Pasca Ledakan Dahsyat di Bandara Aden, Para Menteri Yaman Pro Saudi di Evakuasi
Dokumen tersebut mencakup tiga ketentuan: gencatan senjata di sepanjang front Hudaydah dan pengerahan kembali angkatan bersenjata ke luar kota dan pelabuhannya; kesepakatan tentang pertukaran tahanan; dan pernyataan kesepemahaman tentang kota Ta’izz di Yaman selatan.
PBB bungkam dihadapan kekejaman Saudi’
Kemudian pada hari itu, Qahim mengkritik Perserikatan Bangsa-Bangsa karena yang diam total atas penembakan Hudaydah, mengatakan kepada jaringan televisi berbahasa Arab al-Masirah bahwa kota pelabuhan “itu dibombardir dihadapan keheningan yang tidak dapat dibenarkan” dari badan dunia itu.
Pejabat Yaman itu menggarisbawahi bahwa perilaku seperti itu telah memberanikan tentara bayaran Saudi untuk melakukan kejahatan, dan bahwa pasukan koalisi yang dipimpin Saudi tidak ragu untuk melakukan tindakan kriminal sambil menyalahkan pihak lain. (ARN)