Amerika, ARRAHMAHNEWS.COM – Di tengah ketegangan yang meningkat antara Washington dan Teheran pada malam peringatan pembunuhan Komandan Pasukan Al-Quds Qassem Soleimani, pembom B-52 terbang tanpa henti dari Amerika Serikat ke Teluk Persia untuk unjuk kekuatan, seolah-olah ditujukan untuk memperingatkan Iran agar tidak melakukan serangan balas dendam.
Departemen Pertahanan AS memutuskan untuk menarik kapal induk “Nimitz” dari Teluk Persia, secara eksplisit mengacu pada de-eskalasi dengan Iran.
BACA JUGA:
- Komandan AL Iran: Kami Pantau Kapal Induk AS “Nimitz” dengan Drone
- AS Siagakan Kapal Induknya di Laut Arab
Kantor berita CNN mengatakan bahwa Christopher Miller, Penjabat Menteri Pertahanan AS, memutuskan untuk menarik kapal induk dan mengirimkannya ke luar kawasan.
Pentagon
Laporan yang dikutip dari seorang pejabat senior Departemen Pertahanan AS mengatakan bahwa keputusan itu adalah “indikasi eksplisit dari de-eskalasi dengan Iran.”
Keputusan Miller bertepatan dengan pengumuman oleh Komando Pusat AS, untuk mengirim dua pembom “B-52” tambahan ke Timur Tengah dengan tujuan “mencegah agresi.”
Keputusan yang bertentangan di Pentagon mencerminkan “perpecahan atas ancaman yang ditimbulkan oleh rezim Iran dan pasukan populer yang berbasis di Irak.
BACA JUGA:
- Gara-gara Ancaman Iran, Pejabat Pentagon Ribut
- Satelit Iran Potret Pangkalan Udara Terbesar AS di Timur Tengah, Washington Ketar-ketir
Ia mengutip pejabat militer lain yang mengatakan bahwa “tingkat ancaman saat ini dari Iran adalah yang paling mengkhawatirkan yang kami lihat sejak kematian Qassem Soleimani”.
Dia juga menunjukkan bahwa ada “informasi intelijen baru bahwa Iran dan pasukan populer sekutunya di Irak mungkin merencanakan serangan terhadap pasukan Amerika di Timur Tengah.”
Tetapi pejabat pertama yang berbicara tersebut mengonfirmasi bahwa ancaman ini dibesar-besarkan, dan tidak ada informasi intelijen yang dikonfirmasi yang menunjukkan “serangan Iran yang akan datang”. (ARN)
Sebar:
