Amerika Serikat, ARRAHMAHNEWS.COM – Ditengah perselisihan dengan Donald Trump, rumah Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, dan legislator dari partai Republik Mitch McConnell, menjadi korban vandalisme setelah kegagalan para anggota Parlemen Kongres meloloskan pemberian cek bantuan COVID-19 senilai 2.000 dolar kepada orang-orang Amerika.
Grafiti itu ditemukan di pintu garasi rumah Pelosi dengan kalimat “$ 2K”, “Batalkan sewa!” dan “Kami menginginkan semuanya”.
BACA JUGA:
- Pelosi: Keputusan Trump Terkait Penghentian Pendanaan WHO ‘Ilegal’
- Pergantian Kepala Pentagon Munculkan Spekulasi Rencana Militer Trump
Hingga Jumat dini hari, pintu garasi sudah tertutup kantong sampah hitam. Para pengacau juga meninggalkan darah palsu dan apa yang tampak seperti kepala babi di luar rumah Ketua DPR di San Francisco tersebut.
“Ada banyak masalah yang belum terselesaikan dan menurut saya ini bukan cara yang berguna untuk mengatasinya dan awal yang buruk untuk Tahun Baru ini,” kata Audrey Carlson yang telah tinggal di lingkungan Pacific Heights selama 38 tahun.

Rumah DPR AS korban aksi Vandalisme
Sementara itu, vandalisme di rumah anggota parlemen AS, Mitch McConnell berupa grafiti bertuliskan, “Mana uang saya?” terpampang di pintu depan rumahnya pada hari Sabtu.
BACA JUGA:
- PBB: Amnesti Trump pada Blackwater Langgar Hukum Internasional
- Don DeBar: Trump Tak Akan Mulai Perang dengan Iran
“Saya telah menghabiskan karir saya untuk memperjuangkan Amandemen Pertama dan membela protes damai,” kata McConnell dalam pernyataan yang telah disiapkan. “Saya menghargai setiap warga Kentucky yang telah terlibat dalam proses demokrasi, baik mereka setuju dengan saya atau tidak”.
Akhir tahun lalu, DPR yang dikuasai Demokrat mengesahkan RUU untuk meningkatkan pemeriksaan stimulus dari 600 dolar menjadi 2.000 dolar, namun RUU tersebut diblokir untuk hari keempat berturut-turut di Senat yang dikendalikan Partai Republik pada hari Jumat.
“Ini berbeda. Vandalisme dan politik ketakutan tidak memiliki tempat dalam masyarakat kita,” tambah senator Partai Republik itu. “Saya dan istri saya tidak pernah terintimidasi oleh pedoman beracun ini. Kami hanya berharap tetangga kami di Louisville tidak terlalu terganggu oleh amukan radikal ini”. (ARN)
Sumber: PressTV
