Hizbullah: AS Bertanggung Jawab Penuh Perang Yaman
Lebanon, ARRAHMAHNEWS.COM – Hizbullah mengeluarkan pernyataan yang mengecam tindakan kriminal AS terhadap kelompok pejuang Yaman, Ansharullah, mengatakan bahwa tindakan itu “bertujuan untuk merusak moral, keteguhan dan kepemimpinan rakyat Yaman“.
“Ini adalah tindakan kriminal yang menargetkan moral bangsa Yaman yang dengan teguh melawan blokade dan agresi tidak adil yang menjadi tanggung jawab Amerika Serikat dengan semua konsekuensi kemanusiaan dan kesehatannya”, demikian bunyi pernyataan yang dikutip oleh Al-Mayadeen pada Senin (11/01).
BACA JUGA:
- Peran Amerika dalam Kelola Perang di Yaman
- Lima Tahun Agresi Brutal Saudi di Yaman; Koalisi Saudi-Amerika Gagal Total
Ia menunjukkan bahwa “Tindakan agresif Amerika terhadap gerakan perlawanan bertujuan untuk menghukum mereka yang menolak hegemoni dan dominasi Amerika”.

Panji Perlawanan Hizbullah
Pernyataan Hizbullah ini dikeluarkan sebagai tanggapan atas pengumuman Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo yang bermaksud untuk menunjuk gerakan “Ansharullah” sebagai organisasi teroris asing, setelah memberitahu Kongres.
Dalam konteksnya, duta besar Iran untuk Yaman, Hassan Erlo, mengatakan bahwa Amerika berupaya memasukkan gerakan Ansharullah ke dalam daftar terorisme “di bawah tekanan Zionis,” mengingat bahwa “dukungan untuk gerakan Ansharullah akan datang dari rakyat Yaman, rakyat di kawasan, dan orang-orang merdeka di dunia, dan itu mengacaukan agenda Israel dan mereka yang bersekutu dengannya”.
BACA JUGA:
- Analis: Perlawanan Hentikan Saudi-Amerika Taklukkan Yaman
- Waspadai Serangan Houthi, Israel Kerahkan Iron Dome ke Laut Merah
Anggota Dewan Politik Tertinggi di Yaman, Muhammad Ali Al-Houthi, mengatakan bahwa Amerika adalah sumber terorisme di dunia, dan kebijakan serta tindakan pemerintahan Trump adalah teroris.
Juga, Menteri Penerangan dalam pemerintahan Sana’a, Dhaifallah Al-Shami, menegaskan bahwa keputusan AS untuk mengklasifikasikan sekelompok orang Yaman sebagai “Teroris”, “adalah puncak dari kejahatannya terhadap rakyat Yaman selama bertahun-tahun agresi dan pengepungan”. (ARN)