Rusia Tentang Rencana AS Labeli Houthi Sebagai Kelompok Teroris
Moskow, ARRAHMAHNEWS.COM – Niat Washington untuk melabeli Houthi sebagai ‘kelompok teroris’ mungkin memiliki konsekuensi negatif bagi rakyat Yaman, kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov.
Berbicara pada konferensi pers setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Saudi Faisal bin Farhan Al Saud pada hari Kamis, Lavrov menyatakan bahwa ia akan sangat menyukainya jika penyelesaian politik di Yaman tidak terpengaruh oleh langkah AS, RIA Novosti melaporkan.
BACA JUGA:
- Brigade Fatemiyoun Bantah Anggotanya Tewas dalam Serangan Israel
- Presiden Turki Disuntik Dosis Pertama Vaksin China
“Perwakilan PBB termasuk yang mengungkapkan kekhawatiran bahwa efek negatif mungkin muncul dari pelabelan Houthi sebagai kelompok teroris,” tambah Lavrov.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengumumkan bahwa Departemen Luar Negeri akan menambahkan Houthi ke daftar organisasi terorisnya, secara bersamaan mencap tiga pemimpinnya sebagai ‘Teroris Global yang Ditunjuk Khusus’.

Anak Yaman dalam Harapan
Pada hari Senin, Juru Bicara PBB Stephane Dujarric memperingatkan bahwa penunjukan tersebut akan memperburuk situasi kemanusiaan di Yaman, dan meminta Washington untuk “segera memberikan izin dan pengecualian yang diperlukan untuk memastikan bahwa bantuan kemanusiaan dapat terus menjangkau semua orang” di Yaman, termasuk area di bawah kendali Houthi.
BACA JUGA:
- HRW: Pelabelan Houthi Teroris Akan Perparah Krisis Yaman
- Komentar Pedas Houthi: AS Sumber Terorisme di Dunia
Pemimpin Houthi Mohammed Ali al-Houthi mengecam langkah AS itu, dengan mengatakan warga Yaman “tidak peduli dengan sebutan apa pun” oleh Washington, dan menyatakan pemerintahan Donald Trump sebagai “mitra dalam pembantaian warga Yaman hingga membuat mereka kelaparan”. Al-Houthi juga menambahkan bahwa kelompok tersebut memiliki “hak untuk menanggapi”.
Perang di Yaman telah menewaskan lebih dari 233.000 orang, baik dalam pertempuran maupun sebagai akibat dari krisis kemanusiaan yang disebabkan oleh blokade. Menurut PBB, sebanyak 75 persen penduduk Yaman sangat membutuhkan bantuan pangan dan bantuan kemanusiaan lainnya. (ARN)