Irak, ARRAHMAHNEWS.COM – Beberapa pasukan populer Irak (PMU) yang lebih dikenal Hashd Al-Shaabi tewas dalam serangan udara di Jurf al-Sakhar, provinsi Babil. Setidaknya empat ledakan terdengar pada Senin malam, Sumaria News melaporkan.
Serangan dilakukan oleh pesawat tempur F-16 dan drone, dan sejauh ini telah menewaskan sembilan pasukan, sumber yang dekat dengan Uni Mobilisasi Populer (PMU) atau yang lebih dikenal dengan Hashd al-Shaabi mengatakan.
BACA JUGA:
- BREAKING NEWS! AS Serang 4 Pangkalan Hashd Al-Shaabi di Irak
- Irak Kecam Sanksi AS Kepada Ketua Hashd Al-Shaabi
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo memposting tweet tentang serangan 2019 oleh Hashd al-Shaabi terhadap kedutaan AS di Baghdad, ketika serangan udara menghantam Jufr al-Sakhar.
When violent protestors attacked @USEmbBaghdad on New Year’s Eve 2019, @StateDeptDSS special agents defended the compound against the mob for more than 40 hours, with no loss of life or serious injuries. #UnsungHeroes pic.twitter.com/8G8EiWXouM
— Secretary Pompeo (@SecPompeo) January 18, 2021
TV al-Mayadeen melaporkan bahwa pesawat-pesawat tempur Amerika Serikat terbang di atas Al-Qaim dekat perbatasan Irak-Suriah setelah serangan itu.

Jet Tempur F-16 Amerika
BACA JUGA:
- Hashd Al-Shaabi Temukan Bahan Peledak Dekat Makam Abu Mahdi Muhandis di Najaf
- Ketua Hashd Al-Shaabi: Kami Takkan Pernah Tunduk pada AS
Terlepas dari spekulasi tentang peran Amerika Serikat dalam serangan tersebut, seorang pejabat senior pertahanan AS mengatakan kepada Fox News bahwa tidak ada serangan udara di dekat Baghdad.
Ini terindikasi sebuah blunder saat AS serang markas Hashd Al-Shaabi, yang mengakibatkan para pejabat berwenang Amerika tak satu jalan alias ribut.
“Ketika pengunjuk rasa menyerang kedutaan Besar AS di Baghdad pada malam tahun baru 2019, agen khusus Departemen Luar Negeri mempertahankan komplek tersebut dari kerumunan selama lebih dari 40 jam, tanpa korban jiwa atau cedera serius #UnsungHeroes”, tulis Pompeo di akun Twitter-nya.
Sabareen News yang dekat dengan PMU melaporkan bahwa perdana menteri Irak telah memrintahkan penempatan pasukannya di dekat kedubes Amerika Serikat di Baghdad untuk melindungi komplek tersebut dari kemungkinan serangan balasan. (ARN)
