Saudi, ARRRAHMAHNEWS.COM – Abdullah Al-Awdah, putra dari ulama Arab Saudi Salman Al-Awdah mempertanyakan sikap kerajaan Arab Saudi mengenai nasib ayahnya yang masih dipenjara meski alasan mengapa ia dipenjara sudah tidak ada lagi. Sheikh Salman Al-Awdah ditangkap dan dipenjarakan karena cuitannya yang menganjurkan rekonsiliasi Saudi dengan tetangganya Qatar yang saat itu menjadi korban blokade kerajaan Saudi bersama tiga aliansinya.
“Akhir dari blokade pimpinan Saudi di Qatar menimbulkan pertanyaan: Kapan pemerintah Saudi akan membebaskan warga yang berada di tengah-tengah konflik dan dipenjara?” ungkap Abdullah dalam sebuah artikel yang dirilis The Guardian, Selasa (19/01).
BACA JUGA:
- Putra Shaikh Al-Awdah: Saudi Bunuh Ayahku Secara Perlahan
- Persatuan Ulama Internasional Kecam Arab Saudi atas Hukuman Mati untuk Shaikh Al-Awdah
Abdullah artikel bersama dengan Abdul Rahman Amor, seorang komentator, akademisi dan mantan anggota tim Bernie Sanders untuk kepresidenan, yang diterbitkan di surat kabar Inggris “The Guardian” dengan judul “Blokade Saudi di Qatar telah berakhir, tetapi ayah saya masih di penjara karena dia menentangnya”.
“Apakah rekonsiliasi antara Arab Saudi, Bahrain, UEA, dan Mesir di satu sisi dan Qatar di sisi lain menstimulasi keharmonisan sesungguhnya atau mengungkapkan niat baik, kita masih menunggu untuk melihat ini. Setidaknya, pemerintah Saudi dapat menyelesaikan upaya diplomatik positifnya dengan reformasi nyata yang mencerminkan upaya rekonsiliasi dengan rakyatnya”, kata penulis.
BACA JUGA:
- Putra Syaikh Al-Audah Tak Menyangka Ayahnya akan Segera Dieksekusi Saudi
- Ulama Saudi Syaikh Salman al-Audah Dilarikan ke RS Pasca 5 Bulan Ditahan
Ini merupakan penghapusan kebijakan yang diadopsi oleh Mohammed bin Salman yang berujung pada pemenjaraan banyak narapidana, termasuk aktivis feminis, sarjana hukum, yurisprudensi, akademisi, dan jurnalis”, bunyi artikel tersebut.
“Saat blokade Qatar tampaknya akan segera berakhir, sudah sepantasnya orang yang berdoa untuk rekonsiliasi pihak-pihak (yang bertikai) juga mendapati bahwa penahanannya telah berakhir”, bunyi artikel itu lebih lanjut mengacu pada pembebasan Sheikh Salman Al-Awdah yang dipenjarakan pasca cuitan yang berisi harapan berakhirnya konflik Saudi-Qatar. (ARN)