Jakarta, ARRAHMAHNEWS.COM – Muannas Alaidid dalam akun Twitternya membongkar kebohongan komedian Pandji Pragiwaksono yang mencatut Prof. Tamrin Tamagola.
Sebelumnya aktor dan komedian, Pandji Pragiwaksono menilai langkah pemerintah membubarkan organisasi Front Pembela Islam (FPI), bukan langkah yang tepat. Sebab akan muncul para simpatisan FPI ini dengan bentukan ormas yang berbeda.
BACA JUGA:
- Remehkan Perjuangan NU, MD dan Banggakan FPI, Muannas dan Denny Siregar “Semprot” Pandji
- Pakar: Benarkah Teroris Tunggangi FPI dan Habib Rizieq Shihab?
“Ngebubarin itu percuma, karena nanti akan ada yang lain lagi, Front Pejuang Islam atau lainnya. Ngebubarin percuma kaya nutup situs bokep, entar juga kebuka lagi ga ada ujungnya gitu,” ujar Pandji ketika berdiskusi secara virtual dengan dua mantan anggota FPI, seperti dilansir dari chanel YouTubenya, Rabu (20/1).

Cuitan Twitter Muannas Alaidid
Pandji melanjutkan, FPI terkenal dan disukai di masyarakat kalangan bawah ketika para elit dari ormas Islam besar, yakni Nahdaul Ulama (NU) dan Muhammadiyah jauh dari masyarakat.
“FPI itu hadir gara-gara dua ormas besar Islam (NU dan Muhamamdiya) jauh dari rakyat. Mereka elit-elit politik. Sementara FPI itu dekat. Kalau ada yang sakit, ada warga yang sakit mau berobat, ga punya duit, ke FPI, kadang-kadang FPI ngasih duit, kadang FPI ngasih surat. suratnya dibawa ke dokter jadi diterima,” ungkap Pandji.
BACA JUGA:
- Habib Hasan: FPI, HTI Pemberontak dan Gerakan Mereka Mirip PKI
- Menteri Tjahjo Kumolo: ASN Dilarang Terlibat PKI, HTI dan FPI
Menurut Muannas Alaidid dalam akun Twitternya menjelaskan bahwa Pandji “Dia pelintir, ada dugaan @pandji tdk hny terindikasi cemarkan nama baik Nu & MU tp dugaan sebarkan kabar bohong krn ternyata pak tam nyatakan, bhw kyai Nu dipedesaan jawa & kalimantan terbuka unt masy. ini tdk smpaikn utuh, bkn Nu tdk bantu masy sm sekali sprt @pandji kobarkan.
Dia pelintir, ada dugaan @pandji tdk hny terindikasi cemarkan nama baik Nu & MU tp dugaan sebarkan kabar bohong krn ternyata pak tam nyatakan, bhw kyai Nu dipedesaan jawa & kalimantan terbuka unt masy. ini tdk smpaikn utuh, bkn Nu tdk bantu masy sm sekali sprt @pandji kobarkan. https://t.co/ePV4P78jbk
— Muannas Alaidid, SH, CTL (@muannas_alaidid) January 22, 2021
Bahkan Prof. Tamrin Tamagola di akun Twitternya membuat klarifikasi terkait kasus ini. Berikut 5 buir klarifikasi yg pernah sy berikan ke Bung @sahaL_AS:
1) konteks pembicaran saat itu adlh membahas kondisi kehidupan kelompok MISKIN KOTA (MISKOT) di peekampungan KUMUH MISKIN (KUMIS) JAKARTA;
Berikut 5 buir klarifikasi yg pernah sy berikan ke Bung @sahaL_AS:
1) konteks pembicaran saat itu adlh membahas kondisi kehidupan kelompok MISKIN KOTA (MISKOT) di peekampungan KUMUH MISKIN (KUMIS) JAKARTA;
2) bersambung…..
— tamrintomagola (@tamrintomagola) January 22, 2021
2) bersambung…..
Tanggapan saya:
1) konteks pembicaran saat itu adlh membahas kondisi kehidupan kelompok MISKIN KOTA (MISKOT) di peekampungan KUMUH MISKIN (KUMIS) JAKARTA;
2) berlanjut …….
Lànjutan ….
2) NU dan Muhammadiyah kurang menyambangii dan mendampingi meringankan beban kehidupan Ummat kelompok MISKIN KOTA (MISKOT) di perkampungan KUMUH MISKIN (KUMIS) JAKARTA;
Lanjutan…..
3) kekosongan pendampingan itu kemudian diisi oleh FPI;
Lanjutan….
4) FPI punya konsep “KIAI KAMPUNG yg pintu rumahnya terbuka 24 jam untuk Ummat kelompok MISKIN KOTA (MISKOT) di perkampungan KUMUH MISKIN (KUMIS) JAKARTA; sama seperti terbukanya 24 jam pintu rumah para Kiai NU di pedesaan Jawa dan Kalimantan;
Lanjutan……
5) penggunaan kata-kata: “rakyat” dan “elitis” sebaiknya ditanyakan kepada Sdr. Panji sendiri.
Salam sehat selalu, tat
Demikian elah daya bagikan 5 buir klarifikasi yg pernah sy berikan kepada Bung
