Amerika, ARRAHMAHNEWS.COM – Presiden AS Joe Biden menanggapi kudeta militer Myanmar sebagai ujian pertamanya dalam krisis internasional.
Biden berjanji akan membela demokrasi dan menghidupkan kembali sanksi yang dihapus oleh Barrack Obama setelah jenderal Myanmar mulai menerapkan reformasi demokrasi, Al-Masdar melaporkan.
BACA JUGA:
- Kudeta Myanmar, DK PBB Gelar Sidang Darurat
- Pasca Kudeta, Militer Myanmar Pecat Para Menteri dan Angkat 11 Menteri Baru
Demokrasi di Myanmar “memerlukan peninjauan segera terhadap hukum dan otoritas sanksi kami, dan diikuti dengan tindakan yang tepat” Sekretaris Pers White House Jen Psaki mengatakan setelah Joe Biden meminta militer Myanmar untuk segera melepaskan kekuasaan dan memerintahkan peninjauan kembali untuk mempertimbangkan penerapan kembali sanksi yang dicabut selama transisi.
Pemerintahan Trump sebelumnya menjatuhkan 4 komandan militer, termasuk jenderal Min Aung Hlaing dengan sanksi setelah pembersihan etnis pada tahun 2017 yang mengusir lebih dari 700 ribu minorotas Rohingya ke negara tetangga Bangladesh. (ARN)