Moskow: Insiden Keracunan Oposisi Rusia Dipalsukan
Moskow memiliki berbagai alasan untuk percaya bahwa insiden keracunan Alexey Navalny itu dibuat-buat. Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyampaikan hal ini dalam konferensi pers bersama dengan mitranya dari Swedia Ann Linde pada hari Selasa (02/02).
Moskow, ARRAHMAHNEWS.COM – Moskow memiliki berbagai alasan untuk percaya bahwa insiden keracunan Alexey Navalny itu dibuat-buat. Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyampaikan hal ini dalam konferensi pers bersama dengan mitranya dari Swedia Ann Linde pada hari Selasa (02/02).
“Adapun kasus Navalny, tidak ada informasi yang diberikan kepada kami untuk membuktikan tuduhan terhadap otoritas Rusia,” kata Lavrov sebagaimana dikutip TASS. “Jika anda menuduh seseorang, maka buktikan kesalahannya. Dan jika anda berkata: ‘Saya tidak akan memberitahu anda apapun karena itu rahasia’, kami memiliki alasan untuk percaya bahwa itu bohong”, tambahnya.
BACA JUGA:
- Dibekukan Amerika, Arab Saudi Incar Senjata Rusia
- Video: Helikopter Rusia Buru Teroris ISIS di Suriah Tengah
Lavrov menuding Barat “mengejar agenda politik anti-Rusia” yang tidak didasarkan pada fakta nyata, dan mengatakan bahwa dugaan serangan keracunan terhadap Navalny bisa jadi sengaja dipalsukan oleh Barat.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov
“Hari ini, saya sekali lagi mengingatkan pihak Swedia bahwa karena laboratorium militer Swedia melakukan analisis dan kesimpulan dari para ahli Jerman yang telah dikonfirmasi secara terbuka, kami mengharapkan kolega Swedia kami untuk menunjukkan transparansi dan kejujuran dalam kasus ini,” kata diplomat top Rusia itu.
Polisi Rusia menahan Navalny setibanya di Bandara Sheremetyevo Moskow dari Jerman bulan lalu, lima bulan setelah ia dipindahkan ke rumah sakit di Berlin untuk dirawat dimana Barat melancarkan tuduhan bahwa Moskow telah melakukan serangan agen saraf terhadapnya.
BACA JUGA:
Pemerintah Barat telah menyerang Rusia dengan tuduhan meracuni Navalny, dengan mengatakan Moskow harus membantu menyelidiki kasus tersebut atau menghadapi konsekuensi.
Rusia membantah tuduhan itu, menggambarkannya sebagai provokasi badan intelijen Barat yang bertujuan membenarkan lebih banyak sanksi terhadap Rusia. (ARN)