AS Stop Berikan Nasihat dan Intelijen ke Arab Saudi
John Kirby, juru bicara Pentagon pada hari Jumat, menyatakan bahwa Presiden Amerika Serikat Joe Biden memerintahkan untuk mengakhiri dukungan AS terhadap operasi militer di Yaman, mengakhiri informasi intelijen dan pemberian nasihat kepada pasukan Arab Saudi.
Amerika Serikat, ARRAHMAHNEWS.COM – John Kirby, juru bicara Pentagon pada hari Jumat, menyatakan bahwa Presiden Amerika Serikat Joe Biden memerintahkan untuk mengakhiri dukungan AS terhadap operasi militer di Yaman, mengakhiri informasi intelijen dan pemberian nasihat kepada pasukan Arab Saudi.
“Departemen Pertahanan telah memberikan beberapa bantuan non tempur selama lebih dari 6 tahun untuk operasi koalisi pimpinan Saudi, yang mencakup intelijen, logistik dan penasihat militer”, John Kirby mengatakan dalam jumpa pers, Sputnik Arabic melaporkan.
BACA JUGA:
- Houthi ke Biden: Perdamaian Akan Tercipta Jika Saudi Hentikan Agresi
- Presiden AS Joe Biden: Perang Yaman Harus Diakhiri
Kirby lebih lanjut mengatakan “Atas perintah Presiden, kemarin semuanya telah berakhir. Namun, Arab Saudi tetap menjadi mitra dalam penanggulangan terorisme di kawasan”.

Militer Saudi
Pada hari Kamis, Biden menyatakan bahwa Amerika Serikat menghentikan semua dukungan untuk invasi militer yang dipimpin Arab Saudi di Yaman, tetapi tetap berjanji membantu Riyadh mempertahankan wilayahnya.
Biden juga berjanji akan mengintensifkan upaya diplomatik yang bertujuan menyelesaikan konflik dengan cara damai, dan menunjuk Timothy Lenderking sebagai utusan khusus AS untuk Yaman.
BACA JUGA:
- Warbler Saudi Bongkar Peran Kejam dan Jahat Tangan Kanan MbS
- Video: Polisi Saudi Serang Pendemo yang Keluhkan Masalah Ekonomi
Yaman telah digempur habis-habisan sejak 2014 oleh pasukan sekutu yang dipimpinan Arab Saudi untuk menginstal kembali pemerintahan Abd Rabbu Mansour Hadi yang setia kepada Riyadh dan Washington.
Sebelumnya, Menlu Amerika Serikat Anthony Blinken mengatakan bahwa Arab Saudi berkontribusi atas krisis kemanusiaan terburuk yang sedang berlangsung di Yaman.
PBB juga menggambarkan situasi di Yaman sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia, dengan lebih dari 80% populasinya atau 24,1 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan. (ARN)