Palestina, ARRAHMAHNEWS.COM – Nelayan-nelayan Palestina yang sedang melaut di lepas pantai Khan Younis, selatan Jalur Gaza, menjadi sasaran tembakan Angkatan Laut Israel pada Hari Minggu (07/02), memaksa mereka untuk kembali ke pantai.
Koresponden WAFA mengatakan bahwa angkatan laut Israel menembakkan peluru tajam dan meriam air ke arah nelayan yang berlayar sekitar enam mil laut dari Khan Younis, memaksa mereka untuk meninggalkan mata pencarian mereka satu-satunya dan kembali ke rumah.
BACA JUGA:
- Kapal Angkatan Laut Israel Kembali Tembaki Perahu Nelayan Palestina
- Pasukan Israel menembak nelayan Palestina di lepas pantai Gaza
Angkatan laut Israel juga menyerang para nelayan saat berlayar sekitar tiga mil jauhnya dari pantai daerah Al-Sudaniya di Kota Gaza, memaksa mereka untuk kembali ke pantai.
■Israeli gunboats opened fire at Palestinian fishing boats in Al-Sudaniya area, northwest of #Gaza City. pic.twitter.com/QZd87WhoTB
— MSDR NEWS (@NewsMsdr) February 7, 2021
Meski dilaporkan tidak ada korban jiwa, tindakan keji Israel ini telah membuat penduduk daerah yang diblokade, Gaza, semakin kesulitan dalam mememnuhi kebutuhan mereka.

Angkatan Laut Israel Tembaki nelayan Palestina
Pasukan angkatan laut Israel dan kapal perang mereka telah lama mengganggu para nelayan Gaza, menembaki mereka, merusak perahu mereka dan melakukan penangkapan. Terkadang nelayan terluka atau terbunuh dalam serangan tembakan.
BACA JUGA:
- BIADAB! Israel Kembali Tembaki Kapal Nelayan Gaza hingga Terbakar
- Israel Tembaki Kapal-kapal Nelayan Gaza
Selain menyerang nelayan, Israel secara terus-menerus melarang kapal mengakses air dan mengurangi zona penangkapan ikan yang dapat diakses warga Palestina dari Gaza.
Otoritas angkatan laut Israel telah memberlakukan blokade laut di pantai sepanjang 40 kilometer di Gaza sejak 2007.
Blokade telah membatasi penangkapan ikan untuk 3.700 nelayan Gaza dengan menyusutkan zona penangkapan ikan dari 25 mil laut, turun menjadi hanya enam hingga sembilan laut. mil. Para Nelayan dan keseluruhan warga Gaza menurut kelompok hak asasi manusia Israel, B’Tselem, sebagian besar hidup di bawah garis kemiskinan. (ARN)
