Buntut Normalisasi, Israel Dirikan Asosiasi Komunitas Yahudi Teluk
Komunitas Yahudi di enam negara Teluk Persia pada hari Senin mengumumkan pembentukan organisasi komunal pertama di kawasan itu, lengkap dengan rabi dan pengadilan Yahudi, Beth Din of Arabia
Israel, ARRAHMAHNEWS.COM – Tak perlu waktu lama setelah UEA dan Bahrain menandatangani perjanjian normalisasi dengan “Israel”, rezim pendudukan itu kini meluncurkan komunitas Yahudi Teluk yang dipimpin oleh dua rabi untuk secara terbuka mengatur kondisi komunitas setelah sebelumnya melakukannya secara rahasia.
“Komunitas Yahudi di enam negara Teluk Persia pada hari Senin mengumumkan pembentukan organisasi komunal pertama di kawasan itu, lengkap dengan rabi dan pengadilan Yahudi, Beth Din of Arabia,” lapor The Times of Israel.
BACA JUGA:
- Saudi dan UEA Paksa Yaman Normalisasi dengan Israel
- UEA dan Bahrain Hapus Bantuan untuk Palestina Setelah Normalisasi
“Asosiasi Komunitas Yahudi Teluk (Association of Gulf Jewish Communities/AGJC), yang menyatukan orang-orang Yahudi di Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab, akan dipimpin oleh Rabi Dr. Elie Abadie dan presiden Ebrahim Dawood Nonoo,” tambah laporan tersebut.
Elie Abbadi adalah Kepala Rabbi dari Dewan Yahudi Emirat, dan Ibrahim Nono, merupakan kepala komunitas Yahudi di Bahrain.
AGJC membentuk pengadilan Yahudi, yang disebut Beth Din of Arabia, untuk memimpin masalah sengketa sipil, status pribadi, warisan, dan ritual Yahudi. Itu juga akan menjalankan Badan Sertifikasi Kosher Arab di enam negara Teluk.
BACA JUGA:
- Hamas: Masuknya Israel ke CENTCOM “Buah” Normalisasi
- Hizbullah: Normalisasi Buka Topeng Pengkhianatan Rezim Arab
Tidak ada angka akurat tentang jumlah orang Yahudi yang tinggal di negara-negara Teluk.
Namun, menurut Anadolu, Israel baru-baru ini mengatakan bahwa sekitar 130.000 orang Israel telah mengunjungi UEA sejak perjanjian normalisasi ditandatangani antara Abu Dhabi dan Tel Aviv September tahun lalu.
Pengumuman ini muncul setelah UEA dan Bahrain menandatangani kesepakatan mengenai hubungan diplomatik dengan “Israel” pada 15 September 2020, sebagai bagian dari “Perjanjian Abraham” yang ditandatangani di Gedung Putih di bawah naungan Amerika Serikat, dan “Israel”. “kemudian mencapai kesepakatan normalisasi dengan Sudan dan Maroko dalam kerangka prinsip Abraham juga.
Pada hari Minggu, UEA mengumumkan penunjukan Mohammed Mahmoud Al Khajah, duta besar pertamanya untuk “Israel” .
Kantor Berita resmi Emirates mengatakan, “Muhammad Mahmoud Al Khajah dilantik sebagai duta besar negara pertama yang ditunjuk untuk Israel.” Ini terjadi setelah UEA mengumumkan pada Januari 2020 persetujuan untuk membuka kedutaan besar di Tel Aviv. (ARN)
IKUTI TELEGRAM ARRAHMAHNEWS