Jakarta, ARRAHMAHNEWS.COM – Pernyataan Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) tentang fenomena artis hijrah dan berbaiat kepada kelompok radikal serta mendukung khilafah atau negara Islam, mendapat tanggapan dan kritik pedas dari politikus PDIP Budiman Sudjatmiko melalui akun Twitternya @budimandjarmiko.
Budiman Sudjatmiko di awal cuitannya memberikan sindiran monohok kepada para artis hijrah dan mendukung khilafah untuk belajar filsafat dan sejarah Indonesia.
BACA JUGA:
- Pendiri NII Sebut Banyak Artis Hijrah yang Berbaiat pada Kelompok Radikal dan Dukung Khilafah
- Fenomena Hijrah di Kalangan Artis
Paling tidak filsafat agama akan membuat mereka tidak mudah mengklaim kebenaran dan mengganggap selainnya kafir. Selain itu, gagasan negara khilafah atau negara Islam menunjukkan para artis hijrah tidak paham sejarah berdirinya bangsa ini.
Cantik, gagah atau kaya raya tanpa kecerdasan sejarah & filsafat memang paling suka didongengi ttg kiat kilat utk selamat dunia akhirat (apalagi kalau diingat2kan bahwa hidup mereka selama ini blangsak)https://t.co/T2C8QWf5AE
— Budiman Sudjatmiko (IG: masbud_sudjatmiko) (@budimandjatmiko) February 19, 2021
“Cantik, gagah, atau kaya raya tanpa kecerdasan sejarah dan filsafat memang paling suka didongeni tentang kiat kilat untuk selamat dunia akhirat (apalagi kalau diingatkan bahwa hidup mereka selama ini blangsak),” dikutip dari akun Twitter Budiman Sudjatmiko pada Jumat (19/2/2021).

Cuitan Twitter Budiman Sudjatmiko
Terkait sindirannya untuk belajar filsafat, Budiman Sudjatmiko menjelaskan dalam akun “Selebritis-selebritis Indonesia, jika kamu ingin menebus masa lalumu, belajarlah sejarah dan filsafat. Kamu akan memaafkan masa lalumu sebagai hal yang manusiawi, bukan untuk dikutuk, tetapi sebagai pelajaran. Jadi baik adalah 1 hal penting, jadi dewasa juga hal penting lain.”
Menurut Budiman, tidak ada penebusan rasa bersalah pribadi yang layak dilakukan dengan membuat kesalahan baru secara sosial. Dia menyoroti tudingan yang menyebut segelintir artis hijrah mendukung pendirian Khilafah Islamiyah atau Negara Islam.
BACA JUGA:
- HTI Sudah Bubar, Anteknya Terus Tebar Propaganda Khilafah di Media
- Kupas Tuntas Fenomena #Hijrah Berjamaah
“Kesalahan masa lalumu gak sebesar itu sehingga kalian merasa bahwa itu hanya bisa ditebus dengan mendirikan negara Islam,” tulis Budiman Sudjatmiko.
“Janganlah bilang bahwa rasa kenyang itu dosa sambil kalian memegangi perut kenyang. Jangan pula kalian bilang bahwa sukses dan terkenal itu tipu dunia sambil kalian menikmati sorot kamera,” ujar Budiman.
Budiman heran, kenapa saat oknum artis hijrah dahulu menumpuk ‘dunia’ tak pernah malu, sementara saat ini semua disebut sebagai ‘tipu daya dunia’ juga tidak merasa malu. Ia berharap oknum artis hijrah beragama dan beriman dalam perdamaian.
“Beragamalah dan berimanlah dalam perdamaian. Tak usah lah membawa-bawa (atau terlibat dengan) gerakan perpecahan. Itu akan memancing perkelahian tak berkesudahan,” tulis Budiman.
“Mungkin kalian merasa hidup kalian tak lama lagi sehingga membawa bekal sebanyak-banyaknya untuk alam keabadian, sementara dunia ‘cuma tempat mampir minum sementara’. Bukankah kita harus mewariskan tempat mampir minum yang bersih dan sehat untuk mereka yang akan singgah kelak?” tulis Budiman Sudjatmiko.
Tweet Budiman Sudjatmiko mendapat banyak tanggapan dari pengguna Twitter yang lain. Salah satu diantara mereka ada yang bertanya bukankah pilihan hijrah merupakan salah satu kebebasan berpikir selama tidak ada peraturan yang dilanggar.
Menanggapi respons warganet tersebut, Budiman menjawab dengan mengatakan bahwa bukan ekspresi kesalehan yang dia gugat, tetapi ekspresi membentuk negara baru.
BACA JUGA:
- “HIJRAH KE NEGARA KHILAFAH” Metode Palsu ISIS Rekrut Anggota
- Fenomena Polisi dan TNI Hijrah Dikomentari Mantan Teroris
Ini bagian dari ungkapan ‘mabuk agama’. Literasi Timur Tengah bisa jadi kitab-kitab berisi doktrin masa lampau di mana banyak alumni dari sono kembali ke sini, mengajarkan kesalehan diri, tanpa kesalehan sosial, sejarah, kebudayaan, filsafat, peradaban dan logika.
awalnya bagus, merasa pernah hidup blangsak bergelimang dosa, kemudian ketemu guru sakti yang jualan kunci sorga. ibarat dari lolos mulut macan masuk ke mulut buaya. apes.
— upil power (@cemindill) February 20, 2021
Awalnya bagus, merasa pernah hidup blangsak bergelimang dosa, kemudian ketemu guru sakti yang jualan kunci sorga. ibarat dari lolos mulut macan masuk ke mulut buaya. apes. (ARN)
IKUTI TELEGRAM ARRAHMAHNEWS
