China, ARRAHMAHNEWS.COM – China menolak tuduhan yang dibuat oleh negara-negara Barat bahwa Beijing melakukan “genosida” terhadap minoritas Muslim Uighur di Xinjiang. Menuding tuduhan itu sebagai “fitnah”, mereka mengundang Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB untuk mengunjungi wilayah tersebut.
Berbicara di depan Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa Swiss pada hari Senin, Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan ada 24.000 masjid di Xinjiang, di mana orang-orang dari semua kelompok etnis juga menikmati hak-hak buruh.
“Fakta-fakta dasar ini menunjukkan bahwa tidak pernah ada yang disebut genosida, kerja paksa, atau penindasan agama di Xinjiang,” tambah Wang sebagaimana dikutip Press TV, Selasa (23/02).
“Tuduhan yang menghasut seperti itu dibuat karena ketidaktahuan dan prasangka, itu hanya propaganda jahat yang didorong secara politik dan jauh dari kebenaran,” katanya.
BACA JUGA:
- Mahasiswi Indonesia di China Ungkap Fakta Sebenarnya Soai Uighur
- Yaman Dilupakan Uighur Diramaikan, Kenapa?
Pemerintah Barat menuduh bahwa setidaknya satu juta Muslim telah dipaksa masuk ke kamp-kamp di wilayah otonom Xinjiang.
Beijing dengan keras membantah laporan bahwa orang-orang Uighur diperlakukan tidak adil dan mengatakan pihaknya mengatasi keterbelakangan dan kurangnya pekerjaan di daerah-daerah masyarakat Uighur seperti Xinjiang.
Pejabat China itu juga menyebut kamp tersebut sebagai “pusat pendidikan kejuruan dan pelatihan kerja” untuk “penjahat yang terlibat dalam pelanggaran ringan.”
BACA JUGA:
- Muhammad Zazuli: Isu Uighur dan Perang Dagang AS Vs China
- Wartawan Turki Ungkap Isu Kamp Penyiksaan di Uighur Adalah Propaganda Teroris
Wang mengatakan pada hari Senin bahwa China mengambil tindakan kontra-terorisme sesuai dengan hukum dan bahwa Xinjiang memiliki “stabilitas sosial dan perkembangan yang baik” setelah empat tahun tanpa “kasus terorisme”.
Wang juga menekankan bahwa China menyambut baik pengawasan hak asasi manusia dari PBB.
“Pintu ke Xinjiang selalu terbuka. Orang-orang dari banyak negara yang telah mengunjungi Xinjiang telah mempelajari fakta dan kebenaran di lapangan. China juga menyambut Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia untuk mengunjungi Xinjiang, ”katanya, mengacu pada kepala hak asasi PBB Michelle Bachelet. (ARN)