Irak, ARRAHMAHNEWS.COM – Ayyoub Faleh al-Hassan al-Rubai’ee, atau yang dikenal dengan julukan Abu Izrael, komandan kelompok perlawanan Kataib al-Imam Ali, memperingatkan bahwa pemerintahan Presiden baru AS Joe Biden sedang berusaha untuk memperkuat kelompok teroris, khususnya ISIS, di Irak dan Suriah lagi.
“Jelas bahwa Joe Biden bermaksud untuk membawa ISIS kembali ke Irak, Suriah dan bagian lain dari kawasan, dan AS akan melakukan yang terbaik untuk menimbulkan ketidakamanan di kawasan selama masa kepresidenannya,” kata Abu Azrael, juga dikenal sebagai “Rambo” karena perannya dalam melawan ISIS, dalam sebuah wawancara dengan surat kabar berbahasa Persia Jam-e Jam pada hari Selasa (02/03).
BACA JUGA:
- Abu Izrael “Rambo Irak” Sambangi ISIS Dengan Sepeda Ontel ; VIDEO
- Rambo Irak Kejar ISIS Sampai Ke Suriah
Mengutip wawancara, FNA menyebut bahwa para pejabat AS mungkin membayangkan kekuatan pasukan perlawanan, termasuk Hashd al-Shaabi (pasukan populer Irak), telah menurun setelah komandan anti-teror Letnan Jenderal Qassem Soleimani dan Abu Mahdi al-Muhandis syahid. Mereka berpikir dapat mengaktifkan dan mempersenjatai ISIS lagi. Tetapi garis depan perlawanan lebih kuat dari sebelumnya dan siap untuk menghadapi plot baru di kawasan.
“Kami selalu siap di medan pertempuran melawan ISIS dan terorisme Takfiri,” kata Abu Izrael.

Abu Izrael dan Jenderal Soleimani
Kantor berita resmi Suriah SANA bulan lalu melaporkan bahwa pasukan militer AS berencana untuk mengangkut gelombang baru teroris ISIS yang dipenjara dari provinsi Hasaka di Suriah Timur Laut ke pangkalan militer al-Tanf dekat perbatasan dengan Yordania.
Sumber-sumber lokal, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan kendaraan militer AS memasuki penjara di sisi selatan Hasaka, dan pergi dengan 10 tawanan teroris ISIS, di antaranya sang komandan, di dalamnya.
Sumber tersebut mengatakan helikopter militer terbang ke pangkalan AS di kota al-Shaddadi. Sumber tersebut melanjutkan dengan mengatakan bahwa tahanan-tahanan ISIS tersebut akan menjalani pemeriksaan medis di pangkalan, sebelum dikirim ke pangkalan al-Tanf. Mereka kemudian dilatih untuk melakukan serangan terhadap posisi, jalan, serta infrastruktur penting tentara Suriah. (ARN)
