Riyadh, ARRAHMAHNEWS.COM – Paman dan ayah mertua Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman (MbS) dijadikan tahanan rumah setelah sebuah kunjungan mencurigakan seorang pejabat keamanan Amerika.
Kunjungan ini menurut sebuah sumber terjadi beberapa hari setelah Amerika Serikat menyalahkan penguasa de facto kerajaan atas pembunuhan terhadap jurnalis Jamal Khashoggi.
BACA JUGA:
- Oposisi Saudi Kecam Sikap Biden ke MbS terkait Pembunuhan Khashoggi
- Pengadilan Turki Tolak Akui Laporan AS soal Pembunuhan Khashoggi
“MbS mengeluarkan perintah tahanan rumah setelah Mashour bin Abdulaziz bertemu dengan seorang pejabat penting keamanan Amerika Serikat tanpa sepengetahuan pejabat keamanan Saudi”, ungkap sumber Riyadh kepada situs Saudi Wikileaks yang dikutip FNA, Rabu (10/03).
Mashour adalah saudara tiri raja Saudi, Salman bin Abdulaziz Al-Saud. Lima anak Ibn Saud, pendiri dan raja pertama Arab Saudi, masih hidup dan semuanya lebih muda dari Raja Salman, dan bisa menjadi ancaman bagi MbS untuk naik tahta setelah ayahnya.
BACA JUGA:
- AS Hapus Tiga Nama dari Daftar Pembunuh Jamal Khashoggi
- Laporan Intelijen AS: MbS Bertanggung Jawab atas Pembunuhan Khashoggi
Pemerintah Amerika Serikat baru-baru ini mengkonfirmasi laporan yang secara tak langsung menetapkan bahwa MbS secara pribadi memerintahkan eksekusi Khashoggi. Kolumnis Washington Post itu diculik di kedutaan Arab Saudi di Turki pada Oktober 2018 dan dicekik sampai mati sebelum dipotong-potong.
Walau Washington merilis laporan itu, Presiden Joe Biden gagal menghukum putra mahkota. AS memilih untuk menjaga hubungan antara kedua negara daripada menerapkan keadilan. Biden dalam janji kampanyenya mengatakan akan memperlakukan Arab Saudi dengan sangat berbeda dari mantan Presiden Donald Trump. Namun tanggapannya terhadap temuan laporan kematian Khashoggi menunjukkan bahwa kebenaran sering kali lenyap saat menjabat. (ARN)
IKUTI TELEGRAM ARRAHMAHNEWS
