Yaman, ARRAHMAHNEWS.COM – Militer Yaman meluncurkan pencapaian baru di sektor pertahanan, termasuk rudal balistik, drone, artileri, senjata anti-tank, serta berbagai senjata ringan dan berat lainnya.
Dalam Pameran dengan tema Pemimpin Syahid untuk Industri Militer, yang dibuka pada peringatan gugurnya pemimpin gerakan rakyat Yaman, Sayyed Hussein Al-Houthi itu, Angkatan Bersenjata meluncurkan rudal balistik baru jenis Sae’er, Qassem-2, dan rudal bersayap Quds-2.
BACA JUGA:
- Jubir Angkatan Bersenjata Yaman: Lebih dari 4.000 Tentara Bayaran Sudan Tewas
- Angkatan Bersenjata Yaman Pamerkan Rudal dan Drone Baru Produk Dalam Negeri
Mereka juga meluncurkan drone Wae’ed, Sammad-4″, Shihab, Khattif, Mersad, Rajum dan Nabaa baru di samping 11 jenis ranjau laut baru.
Saluran TV Al-Masirah melaporkan bahwa peralatan militer tersebut, yang diproduksi oleh para ahli militer Yaman, dipamerkan di ibu kota Yaman, Sana’a pada hari Kamis (11/03).
BACA JUGA:
- Yaman: Senjata AS-Inggris Tak Bisa Lindungi Rezim Penjajah Saudi
- Kejutkan Agresor, Yaman Bakal Gelar Pameran Industri Militer
Pameran dimulai dalam sebuah upacara yang dihadiri oleh beberapa pejabat militer dan politik, di antaranya Mahdi al-Mashat, Presiden Dewan Politik Tertinggi Yaman.
Mashat memberi selamat kepada Angkatan Bersenjata dan bangsa Yaman atas pencapaian militer baru mereka. Ia memujinya sebagai kemenangan bangsa di sektor strategis.
Ia juga mencatat bahwa peralatan militer itu akan digunakan untuk menghadapi musuh.
Mashat lebih lanjut menekankan bahwa semua senjata di pameran itu diresmikan untuk pertama kalinya dan semuanya diproduksi oleh para ahli Yaman.
Arab Saudi dan sejumlah sekutu regionalnya melancarkan agresi ke Yaman pada Maret 2015. Agresi bertujuan membawa pemerintahan mantan Presiden Abd Rabbuh Mansur Hadi kembali berkuasa. Mereka juga berniat menumpas gerakan rakyat Ansarullah.
BACA JUGA:
- Rudal Balistik Yaman Mimpi Buruk Bagi Arab Saudi
- Foto Pangkalan Udara Saudi Hancur Lebur Pasca Dihajar Rudal Yaman
Perang telah memakan banyak korban pada infrastruktur Yaman, menghancurkan rumah sakit, sekolah, dan pabrik.
Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan pada akhir 2020 bahwa perang telah menyebabkan sebanyak 233.000 kematian di Yaman sejak 2015, termasuk 131.000 dari penyebab tidak langsung seperti kekurangan makanan dan penyakit mematikan.
Menurut PBB, setidaknya 80 persen dari 30 juta rakyat Yaman membutuhkan beberapa bentuk bantuan atau perlindungan. PBB menggambarkan Yaman sebagai krisis kemanusiaan terbesar di dunia.
Angkatan Bersenjata Yaman dan kelompok-kelompok populer telah membela negara itu dari rezim agresor.
Beberapa kelompok hak asasi manusia dan badan amal menuding pemerintah Barat memperpanjang perang di Yaman dengan mengizinkan penjualan senjata dan peralatan militer ke kerajaan Arab Saudi dan sekutunya. (ARN)
IKUTI TELEGRAM ARRAHMAHNEWS