Yaman, ARRAHMAHNEWS.COM – Jet-jet tempur koalisi Saudi, melancarkan serangan udara ke Bandara Internasional Sanaa, di utara ibu kota Yaman pada dini hari Selasa (23/03). Koalisi juga melancarkan serangan ke lingkungan pemukiman di distrik Sirwah di provinsi pusat strategis Ma’rib, serta distrik Abs di provinsi utara Hajjah.
Al-Mayadeen melaporkan bahwa serangan ini diluncurkan beberapa jam setelah koalisi Saudi mengumumkan inisiatif yang mencakup gencatan senjata dan pencapaian solusi politik, termasuk pembukaan Bandara Internasional Sana’a.
Sebelumnya, menanggapi tawaran gencatan senjata Saudi, Kepala Juru Runding Ansharullah, Muhammad Abd al-Salam, mengatakan bahwa “inisiatif Saudi untuk mengakhiri perang tidak mengandung sesuatu yang baru. Ia menegaskan bahwa Riyadh harus mengumumkan penghentian agresi dan pengepungan, bukannya menyajikan ide-ide yang telah didiskusikan sebelumnya.
BACA JUGA:
- Ansharullah Yaman Kecam Tawaran “Palsu” Gencatan Senjata Saudi
- Intensitas Serangan Yaman Paksa Saudi Tawarkan Gencatan Senjata
Jet-jet tempur koalisi Saudi melakukan 20 serangan udara di distrik Sarwah dan Mughal Al-Jadaan di Ma’rib, 3 serangan di distrik Khub dan Al-Sha`af di Provinsi Al-Jawf, serta serangan udara di wilayah Bani Hassan di distrik Abs di Provinsi Hajjah.
Sumber militer Yaman melaporkan bahwa 146 pelanggaran baru oleh pasukan koalisi Saudi terjadi di front Hodeidah selama 24 jam terakhir.
Riyadh telah mempresentasikan ‘inisiatif perdamaian’ pada Senin malam (22/03), yang akan mencakup gencatan senjata nasional di bawah pengawasan PBB dan pembukaan kembali hubungan udara dan laut.
Inisiatif tersebut meliputi pembukaan kembali bandara Sana’a, dan jalur bebas impor bahan bakar dan pangan melalui pelabuhan Hodeidah. Kedua fasilitas ini dikendalikan oleh Ansarullah.
BACA JUGA:
- BreakingNews! Riyadh Mundur dari Perang Lawan Yaman
- Digempur Yaman, Laba Raksasa Minyak Aramco Terjun Bebas
Menteri Luar Negeri Saudi Faisal bin Farhan Al Saud mengatakan inisiatif itu akan berlaku “segera setelah Houthi menyetujuinya.”
Arab Saudi dan sekutu regionalnya telah berperang berdarah di Yaman sejak 2015. Menggunakan senjata yang dipasok oleh Barat. Agresi terutama untuk memulihkan rezim Abd Rabbuh Mansur Hadi, sebuah tindakan yang ditentang keras oleh Ansarullah.
Pada bulan Desember tahun lalu, PBB menyebutkan jumlah korban tewas dalam agresi Saudi mencapai 233.000 jiwa. Menyebutnya “disayangkan dan tidak dapat diterima”.
Sejumlah besar rumah sakit dan properti tempat tinggal telah dihancurkan dalam pemboman Saudi. Kondisi semakin buruk setelah pandemi Covid-19.
Sementara Arab Saudi dan sekutu regionalnya telah menjadi ujung tombak perang, rezim Barat telah terlibat dalam memberikan senjata kepada mereka dan gagal mengutuk agresi brutal koalisi. (ARN)
