Yaman, ARRAHMAHNEWS.COM – Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sayyid Hasan Nasrallah, menekankan pada Rabu malam (31/03), bahwa tawaran Arab Saudi baru-baru ini untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Ansarullah Yaman adalah penipuan belaka, menekankan bahwa komando Yaman dan Sayyid Abdul-Malik Badreddin Al-Houthi mungkin tidak akan pernah menerimanya.
“Saya menyarankan kerajaan Saudi untuk menghindari membuang-buang waktu. Hentikan perang, cabut blokade dan biarkan pihak-pihak di Yaman untuk bernegosiasi,” kata Nasrallah.
BACA JUGA:
- Jet Tempur Saudi Serang Yaman Beberapa Jam Pasca Tawaran Gencatan Senjata
- Ansharullah Yaman Kecam Tawaran “Palsu” Gencatan Senjata Saudi
Berbicara dalam upacara Asosiasi Cendekiawan Muslim untuk menghormati almarhum ulama Sheikh Ahmad Al-Zein, Sayyid Nasrallah menunjukkan bahwa Saudi ingin mendapatkan apa yang gagal mereka peroleh di medan perang melalui penipuan.
Menurut Sayyid Nasrallah, Saudi ingin mencapai gencatan senjata dan mempertahankan semua bentuk perang lainnya di Yaman. Ia menambahkan bahwa blokade Saudi di bandara Sana’a serta pelabuhan dan perbatasan mencegah masuknya barang-barang medis dan makanan, dan dengan (harapan) hal ini akan memaksa bangsa Yaman untuk menerima solusi atas dasar tekanan seperti itu.
BACA JUGA:
- Kesombongan Saudi, MbS, dan UEA Runtuh dalam Perang Yaman
- Joe Biden Pecundang Utama dalam Perang Yaman
Sayyid Nasrallah menekankan bahwa solusi kemanusiaan dan militer harus dicapai secara bersamaan. Ia menambahkan bahwa mengadakan pembicaraan saat blokade masih berlangsung sepenuhnya ditolak.
Sekretaris Jenderal Hizbullah menyoroti propaganda keji yang mengaitkan penolakan Houthi ini dengan Iran. Musuh menyebarkan propganda yang mengklaim bahwa Saudi ingin menghentikan perang di Yaman dan bahwa gerakan Ansarullah menolak tawaran gencatan senjata, karena ingin menghubungkan soal Yaman dengan masalah nuklir Iran.
Sayyid Nasrallah menjelaskan bahwa pasukan Yaman telah mengembangkan kemampuan militer mereka. Mereka terlibat dalam serangan besar-besaran ke Saudi karena ingin mempertahankan Yaman dalam menghadapi agresi Saudi yang sedang berlangsung. (ARN)
IKUTI TELEGRAM ARRAHMAHNEWS
