Yaman, ARRAHMAHNEWS.COM – Presiden Yaman Mahdi al-Mashat mengatakan bahwa negara-negara koalisi pimpinan Saudi berbicara tentang perdamaian namun melanjutkan agresi dan pengepungan mereka. Semua ini “tidak lain adalah propaganda untuk menutupi kejahatan keji mereka terhadap rakyat Yaman.”
Pernyataan ini disampaikan dalam pidato atas namanya yang dibacakan oleh Menteri Penerangan Dhaifullah Al-Shami pada kesempatan menyambut bulan Ramadhan.
Presiden mengatakan bahwa berlanjutnya blokade AS-Saudi yang mencekik dan agresi terhadap rakyat Yaman selama tujuh tahun berturut-turut “membuktikan kepada dunia bahwa negara koalisi, yang dipimpin oleh Amerika itu sama sekali tak memiliki nilai-nilai kemanusiaan.”
BACA JUGA:
- Pesan Ramadhan Abdulmalik Houthi untuk Bangsa Yaman dan Umat Islam
- Delegasi Sana’a-Menlu Oman Bicarakan Situasi Politik Yaman
Ia menunjukkan bahwa alat-alat koalisi tidak bertanggung jawab dan tidak jujur dalam hal kehidupan, uang, dan kondisi kehidupan masyarakat.
Presiden menekankan bahwa setiap eskalasi akan dihadapi dengan eskalasi yang lebih besar, dan mengatakan bahwa negara-negara koalisi harus meninggalkan bahasa perang dan bergerak menuju perdamaian.
Presiden al-Mashat juga menekankan komitmen rakyat Yaman atas hak mereka untuk membela diri dan untuk menghadapi agresi dan pengepungan dengan semua cara yang tersedia dan sah.
BACA JUGA:
- Houthi: AS Bermain kata, Sesatkan Opini Publik soal Krisis Yaman
- Kesombongan Saudi, MbS, dan UEA Runtuh dalam Perang Yaman
Presiden sebagaimana dikutip Hodhod News, selanjutnya mengumumkan amnesti bagi narapidana yang telah menjalani dua pertiga dari hukuman mereka.
Ia menegaskan bahwa “kepatuhan rakyat Yaman terhadap persaudaraan Islam adalah posisi berprinsip yang tidak dapat ditinggalkan atau ditukar.” (ARN)
