Kuba, ARRAHMAHNEWS.COM – Pemimpin Kuba Raul Castro pada hari Jumat (16/04) menyatakan bahwa dirinya mengundurkan diri sebagai kepala Partai Komunis Kuba, mengakhiri era kepemimpinan formal yang dimulai saudaranya Fidel dengan revolusi tahun 1959 di negara itu.
Castro yang berusia 89 tahun membuat pengumuman itu dalam pidatonya pada pembukaan kongres kedelapan dari partai yang berkuasa.
BACA JUGA:
- Gegara Kerjasama Vaksin dengan Iran, Trump: Kuba Sponsor Teroris
- Maradona Hadiri Pemakaman Fidel Castro: Aku Datang untuk Ayah Keduaku
Ia berkata bahwa ia pensiun dengan perasaan telah “Memenuhi misinya dan yakin akan masa depan tanah air”.
“Tidak ada, tidak ada, tidak ada yang memaksa saya untuk membuat keputusan ini,” kata Castro, yang pidatonya di depan Kongres tertutup itu disiarkan di televisi pemerintah.
“Selama saya hidup, saya akan siap dengan kaki saya di sanggurdi untuk mempertahankan tanah air, revolusi dan sosialisme dengan kekuatan yang lebih besar dari sebelumnya,” tambahnya sebagaimana dikutip AP.
BACA JUGA:
- Evo Morales Kecam Trump yang Sebut Fidel Castro Diktator
- Presiden Kuba: Iran Berhak Gunakan Nuklir untuk Tujuan Damai
Castro tidak mengatakan siapa yang akan ia dukung sebagai penggantinya menduduki kursi sekretaris pertama Partai Komunis. Namun sebelumnya ia mengindikasikan lebih suka menyerahkan kendali kepada Miguel Díaz-Canel yang berusia 60 tahun. Seseorang yang menggantikannya sebagai presiden pada tahun 2018 dan merupakan pembawa standar generasi loyalis lebih muda yang telah mendorong pembukaan ekonomi tanpa menyentuh sistem satu partai Kuba.
Foto-foto yang dirilis oleh Kantor Berita resmi Kuba menunjukkan Castro, mengenakan seragam hijau zaitun, memasuki kompleks dengan Díaz-Canel di sisinya.
Pensiunnya Castro berarti untuk pertama kalinya selama lebih dari enam decade, rakyat Kuba tidak akan dipimpin langsung oleh seorang Castro secara resmi. (ARN)
IKUTI TELEGRAM ARRAHMAHNEWS
