Rusia, ARRAHMAHNEWS.COM – Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan negara-negara Barat atas tindakan provokatif anti-Rusia mereka, dengan mengatakan bahwa tanggapan Moskow akan cepat dan tegas.
Vladimir Putin membuat komentar tersebut dalam pidato tahunannya pada Rabu sore. Dalam pidatonya, presiden Rusia itu memperingatkan bahwa tanggapan Rusia terhadap provokasi negara-negara barat akan cepat dan tegas, dan menyatakan harapan bahwa tidak ada negara yang akan melewati garis merah Rusia.
Peringatannya ini disampaikan di tengah ketegangan baru yang meningkat antara Rusia dan Barat, serta sanksi baru yang diberlakukan oleh Washington terhadap Moskow, dan tindakan anti-Rusia yang dilakukan oleh kekuatan Barat melalui Ukraina.
BACA JUGA:
- Dubes AS untuk Rusia Dipanggil ke Kantor Ajudan Putin
- Kremlin: Putin Tak Biarkan Siapapun Memaksa Rusia
Putin sebagaimana dikutip Mehr News, mengatakan bahwa Rusia ingin memiliki hubungan baik dengan semua anggota komunitas internasional. Ia memperingatkan Barat atas gerakan permusuhan mereka dengan menekankan bahwa tanggapan Rusia akan tak tertandingi, cepat dan tegas.
Putin juga mengatakan bahwa ada rencana besar melawan Minsk untuk menggulingkan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko. Ia menegaskan bahwa percobaan pembunuhan terhadap kepala negara berarti melewati semua garis merah.
Di tempat lain, ia mengutuk sanksi tidak sah dan memuji peran Rusia dalam meredakan ketegangan di Suriah, Libya dan wilayah Nagorno-Karabakh.
BACA JUGA:
- Memanas! Balas Praha, Rusia Usir 20 Staf Kedutaan Ceko
- Rusia Tangkap Diplomat Ukraina atas Upaya Dapatkan Informasi Rahasia
Dalam beberapa hari terakhir, Amerika Serikat dan sekutunya telah meningkatkan tindakan provokatif mereka terhadap Rusia dengan dalih mendukung Ukraina. Menurut laporan media, pesawat C-130 Angkatan Udara AS baru-baru ini mendarat di pangkalan udara di ibu kota Ukraina, Kyiv. Pesawat itu dikatakan membawa peralatan dan personel militer untuk membantu tentara Ukraina. Selanjutnya, pemerintah AS memberlakukan sanksi baru pada 32 individu dan entitas Rusia pada hari Kamis. (ARN)