Amerika, ARRAHMAHNEWS.COM – Penulis Kanada Kathleen Johnston menegaskan bahwa Amerika Serikat adalah negara paling otoriter di dunia dan tidak berhenti mengobrol tentang hak asasi manusia saat melanggarnya di seluruh dunia.
Dalam sebuah artikel yang ditulis oleh penulis Kanada dan diterjemahkan oleh Al-Maalomah, mengatakan “Presiden Amerika Serikat dan Menteri Luar Negeri selalu fokus pada tuduhan bahwa negara lain melanggar hak asasi manusia, dan sudah menjadi kewajiban Amerika untuk membela hak-hak ini. Ini sangat tidak masuk akal, mengingat fakta bahwa pemerintah Amerika Serikat adalah pelanggar hak asasi manusia terburuk di planet ini.”
BACA JUGA:
- Tangan Kanan Abu Bakr Al-Baghdadi Ditangkap di Istanbul
- Kapal Selam Baru China Bersenjata Rudal yang Menjangkau Seluruh Daratan AS
“Tidak ada negara selain Amerika yang menyebarkan di planet ini dengan ratusan pangkalan militer dan bekerja untuk menghancurkan negara mana pun yang tidak mematuhinya melalui invasi, perang proxy, blokade, perang ekonomi, kudeta terorganisir dan operasi rahasia.
Sama seperti tidak ada pemerintahan lain di dunia selain Amerika yang telah membunuh jutaan orang dan membuat puluhan juta orang mengungsi sejak awal abad ini. Tidak ada pemerintah lain yang melakukan perang terus menerus di seluruh dunia dan setiap hari melemparkan lusinan bom ke orang-orang di negara mana pun untuk melanggengkan hegemoni tangan besi di planet ini,” ujarnya.
Johnston menambahkan, “Tidak satu hari pun berlalu tanpa melakukan hal-hal ini, baik secara langsung maupun melalui negara-negara anggota imperialis. Namun, Menteri Luar Negeri AS menghabiskan sepanjang hari dengan men-tweet bahwa pemerintah lain bersalah atas pelanggaran hak asasi manusia. Karena sejauh menyangkut kekuasaan dan mengendalikan narasi adalah segalanya.”
BACA JUGA:
- Kekhawatiran Amerika-Israel atas Ancaman Drone di Kawasan
- Baru Kali Ini, AS Kelabakan Perang di Timur Tengah
“Jika pembunuhan massal bukan merupakan pelanggaran hak asasi manusia, maka hak asasi manusia adalah konsep yang tidak ada artinya. Bahkan jika kampanye pemboman dan tindakan pembantaian militer lainnya tidak melanggar definisi Anda tentang hak asasi manusia, Amerika Serikat tetap tidak akan tertuduh melanggar hak asasi manusia,” tegasnya.
Penulis Kanada lebih lanjut mengatakan “Washington dan agen-agennya hanya peduli dengan pelanggaran hak asasi manusia sejauh mereka dapat dieksploitasi terhadap beberapa negara seperti China, Iran, dan negara-negara berkembang yang bersikeras pada kedaulatannya.
Mantan Menteri Luar Negeri AS Rick Tillerson menulis dalam surat Rahasia bahwa “hak asasi manusia” sebenarnya hanyalah alat yang dapat digunakan secara sinis untuk mempromosikan tujuan dominasi global.” (ARN)
IKUTI TELEGRAM ARRAHMAHNEWS