Yaman, ARRAHMAHNEWS.COM – Pemimpin gerakan Ansharullah Yaman menyerukan perlawanan terhadap ancaman yang ditimbulkan oleh rezim Israel. Menyatakan bahwa hal ini adalah kewajiban agama seluruh Umat Islam.
“Kita, sebagai umat Islam, berada dalam posisi tanggung jawab agama di hadapan Allah, untuk bergerak mendukung rakyat Palestina dan menghadapi ancaman musuh,” kata Abdul-Malik al-Houthi dalam pidato langsung pada Kamis malam (06/05).
“Musuh Israel bukan hanya musuh sebagaimana musuh lainnya, tapi (mereka) adalah yang paling bermusuhan [dari semuanya] terhadap kita sebagai Umat Islam,” katanya, sebagaimana dikutip Press TV.
Untuk menjelaskan ucapannya, pemimpin Ansharullah itu mengutip fakta bahwa entitas Zionis “lahir dari kejahatan dan genosida dan melakukan pembantaian paling keji terhadap rakyat Palestina dan [seluruh] Umat Islam.”
“Zionis, tidak menganggap Muslim berhak atas hak asasi manusia,” katanya, mencatat bagaimana mereka bahkan menanamkan anak-anak dengan permusuhan terhadap Muslim.
BACA JUGA:
- Jenderal Salami: Pukulan Pertama ke Israel Bisa Jadi yang Terakhir
- Analis: Serangan ke Dimona Buktikan Kerentanan Israel dalam Perang Asimetris
Abdulmalik Houthi juga menyatakan kekecewaan atas sedikitnya jumlah dukungan yang diterima oleh perjuangan Palestina “pada tingkat resmi” baik di antara negara-negara Arab atau negara-negara Muslim dunia, dengan mengatakan, “Baik Arab dan Islam” telah gagal menangani masalah Palestina dengan baik. ”
“Setelah kegagalan awal Arab untuk memberikan dukungan yang cukup untuk perjuangan Palestina, gerakan perlawanan populer, seperti Hamas di Jalur Gaza dan Hizbullah di Lebanon, memicu tren kemenangan melawan entitas pendudukan,” kata pejabat Yaman itu.
BACA JUGA:
- Perlawanan Palestina Tembakkan Rentetan Rudal ke Israel, Picu Sirene Iron Dome
- Atwan: Ledakan Rudal Dekat Dimona Ungkap Kelemahan Iron Dome
Al-Houthi menambahkan bahwa meski demikian, negara-negara Arab masih menolak memberi dukungan mereka terhadap kelompok perlawanan, , meskipun, keseluruhan umat Islam berkewajiban untuk menghadapi ancaman Israel.
“Kita harus menetapkan dalam realitas bangsa kita bahwa berlanjutnya ancaman Israel meningkatkan tanggung jawab kita untuk melawannya, dan tanggung jawab ini tidak terbatas pada Palestina atau lingkungannya, tetapi lebih kepada seluruh umat,” ungkapnya. (ARN)
