Prancis, ARRAHMAHNEWS.COM – Presiden Prancis Emmanuel Macron ditampar wajahnya ketika dia mendekati kerumunan selama kunjungannya ke sebuah kota di tenggara Prancis. Insiden itu secara luas dikecam oleh politisi Prancis dan telah menyebabkan dua penangkapan.
Macron sedang mengunjungi departemen Drome di Prancis tenggara ketika insiden itu terjadi. Presiden bertemu dengan pengusaha restoran dan mahasiswa untuk membahas pemulihan bangsa setelah pandemi Covid-19. Pada titik tertentu, ia memutuskan untuk mendekati kerumunan orang-orang di desa Tain-l’Hermitage, seperti dilansir RT.
BACA JUGA:
- Macron Ngotot Saudi Dilibatkan dalam Pembicaraan Nuklir Iran
- Rouhani ke Macron: Tak Ada Negoisasi Ulang JCPOA
Sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan presiden, mengenakan kemeja putih lengan panjang, mengulurkan tangannya ke kerumunan simpatisan yang berdiri di belakang penghalang. Seorang pria yang mengenakan topeng dan kacamata kemudian tiba-tiba mencengkeram lengannya sebelum tampaknya menampar wajahnya dan meneriakkan “Montjoie Saint Denis” serta “Hancurlah Macron-isme”.
Keamanan presiden kemudian bergegas untuk campur tangan dan mendorong pria itu ke tanah sambil mengantar presiden pergi. Istana Elysee mengkonfirmasi ada upaya untuk “menyerang” presiden.
Macron saat berbicara kepada surat kabar Le Dauphine Libre pada hari Selasa, menyebut insiden itu “peristiwa yang terisolasi.”
Alasan di balik insiden itu tidak jelas, meskipun slogan “Montjoie Saint Denis” dikenal sebagai seruan perang Prancis sejak negara itu masih berbentuk monarki. Itu tetap menjadi slogan royalis saat ini.
Dua orang ditangkap setelah “serangan”, menurut media Prancis. Identitas mereka belum terungkap. (ARN)
IKUTI TELEGRAM ARRAHMAHNEWS